Setiap Lewat Kendaraan Pasukan Garuda, Warga Lebanon Teriak Indonesi, Indonesi...

Kendaraan-Anoa-6-di-Lebanon.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Setiap kali Indonesia diminta mengirimkan pasukan perdamaian ke negara-negara sedang terlibat konflik, selalu mendapat tanggapan serta respon positif dari warga dimana Kontingan Pasukan Garuda ditempatkan. 

Kunci sukses Pasukan Garuda Indonesia itu ternyata tak mahal, cukup dengan jurus pendekatan dengan senyum, ramah dan ringan tangan terhadap penduduk setempat membuat anggota TNI dan Polri merasa seperti di negeri sendiri. 

Sersan Kepala Pasukan (Pas) Abdullah Lubis, anggota Batalyon Komando 462 Paskhas/Pulanggeni Pekanbaru, menceritakan, saat ia menjalankan misi negara ke Lebanon, 2009-2010, Kontingen Garuda Indonesia ditempatkan di Acid al Qusair. 

Baca Juga: Selamatkan Tentara Denmark, Amerika Sebut Prajurit Paskhas Ini 'Gila'

Ketika itu, tutur Bintara Penembakan Penangkis Serangan Udara (Babag PSU) ini, sudah ada pasukan perdamaian dari negara lain, Italia, bukan dari Indonesia. Saat Kontingen Garuda masuk, awalnya penduduk apatis dan cuek. Namun, kondisi seperti itu, tak bertahan lama. 

"Perlahan-lahan, dengan pendekatan sesama penganut Islam, kita sering tegur-sapa warga serta pendekatan khas Indonesia lainnya, senyum dan ramah terhadap siapapun, mereka mulai dekat sama kita," kata Serka Pas Abdullah Lubis kepada RIAUONLINE.CO.ID

Serka Pasukan Abdullah Lubis

SERSAN Kepala Pasukan (Pas) Abdullah Lubis.

Bintara dengan keahlian SAR Tempur ini, kemudian mengatakan, selama empat bulan pertama bertugas di Acid Al Qusair, berbagai pendekatan dilakukan Kontingen Garuda. Di antaranya, bantuan komputer bagi anak-anak usia sekolah, buku-buku, hingga mainan ke anak-anak Lebanon. 


Usai empat bulan pertama, tuturnya, warga Lebanon mulai nyaman dengan kehadiran Pasukan Garuda Indonesia, pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). 

"Setelah 4 bulan, warga nyaman, biasanya cuek, apatis, dengan kedatangan TNI, mereka responsif, malah dielu-elukan," kenang Bintara Operasi ini dengan bangganya. 

Serda Pas Dona Hermawan

SERSAN Dua Pasukan (Serda Pas) Dona Hermawan, anggota Batalyon Komando 462/Pulanggeni, Pekanbaru.

Cerita serupa juga disampaikan rekannya menjalankan misi negara serupa, Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Serda Dona Hermawan. Dona yang bertugas sebagai anggota Kompi Perlindungan Kekuatan (Force Protection Company, FPC). Tugasnya, melindungi Force Commander (Komandan Pasukan) The United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil). 

Awal tiba di Naccura, Lebanon, Komandan Pasukan Unifil dari Italia, kemana-mana menaiki kendaraan tempur Nyala 15, buatan Prancis. Sebulan tugas di sana, barulah datang kendaraan buatan sendiri, PT Pindad, Anoa 6. 

Klik Juga: Jenderal Italia Ini Kemana-Mana Nyaman Naik Anoa Dan Dikawal Pasukan Garuda

"Saat Komandan Pasukan hendak mencoba Anoa 6, ia merasa nyaman dan kerasan di dalam. Akhirnya keterusan kemana-mana naik kendaraan tempur buatan PT Pindad tersebut," kata Dona sambil tersenyum. 

Pasukan Perdamaian Indonesia di Lebanon

PASUKAN Garuda yang bertugas sebagai Force Protection Company UNIFIL di Lebanon, berfoto bersama dengan latar kendaraan taktis Anoa buatan PT Pindad.

Ia kemudian menceritakan, bagaimana setiap kali kendaraan Indonesia lewat ditandai dengan lambang bendera merah putih yang tertempel di bagian luar Anoa 6 melintas, selalu dielu-elukan anak-anak dan orang dewasa di Lebanon. 

"Lihat lambang bendera merah putih, maka setiap kali lewat, anak-anak lambaikan tangan. Bahkan warga Lebanon berteriak memanggil-manggil, Indonesi, Indonesi," cerita Dona. 

Dona mengakui, hingga berakhirnya misi negara diembannya bersama Abdullah Lubis, Kontingen Garuda Indonesia tak mendapat penolakan dari warga. "Keramaha itu jadi pembeda dengan negara lain," pungkasnya. 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline