RIAU ONLINE, PEKANBARU - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Pekanbaru menilai Pilkada Februari 2017 mendatang, iklim kompetisinya tak akan sepanas seperti tahun 2011 lalu hingga bakal terjadi konflik antar golongan seperti pilkada pada umumnya.
Ketua Panwaslu Kota Pekanbaru, Indra Khalid Nasution mengatakan banyaknya jumlah pasangan yang menjadi kandidat kepala daerah di Pekanbaru membuat masyarakat memiliki banyak alternatif untuk memilih tanpa khawatir dengan pemilih lainnya yang berbeda.
"Kalau pilkada lima tahun lalu itu cuma dua pasang. Jadi memang head to head atau satu lawan satu. Makanya iklim politiknya jadi panas," kata Indra kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 13 Januari 2017.
Baca Juga: Spanduk Kampanye Paslon Rawan Dirusak, Panwaslu Tak Bisa Menindak
Anggota Panwaslu Pekanbaru Koordinator Organisasi dan SDM, Agung Nugroho menambahkan konfrontasi politik yang terlihat lewat media maupun publik sebenarnya pengaruh dari strategi dan psikologi tim sukses dan kandidat.
Kompetisi satu lawan satu membuat rasio menang kalah hanya satu banding satu. Hal tersebut kemudian membuat tim pemenangan melakukan kampanye hitam. Hal ini yang biasanya terjadi sehingga Panwaslu sangat sulit untuk menertibkan.
Berbeda halnya jika kandidatnya banyak. Hal ini membuat rasio kemenangan bisa sampai rentang yang jauh. Jika lima paslon, berarti rasio kemenangan masing-masing pasangan sebanyak 1:5, ini membuat kandidat dan tim lebih hati-hati.
"Apalagi kalau perseteruannya sudah sampai pada pemilih non partisipan, makin sulit untuk menertibkannya," jelas Agung.
Klik Juga: Panwaslu Gelar Pemetaan Terhadap Daerah Rawan Konflik
Dengan adanya lima pasangan calon yang berkompetisi, Indra dan Agung optimis bahwa jumlah pelanggaran kampanye hitam dapat jauh berkurang.
"Kalaupun sekarang ada kasusnya, itu wajar kalau tetap ada. Karena pasti ada beberapa tim yang tak sportif. Tapi kalau dibandingkan dengan lima tahun lalu, pasti berbeda jauh," tandas Agung.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline