Apa Kabar Embung yang Dikawal Pembuatannya oleh Jokowi di Rimbo Panjang?

Presiden-Jokowi-Tinjau-Lahan-Terbakar.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDI FEBRIYANTO)

RIAU ONLINE, KAMPAR - Masih ingatkah Anda, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Provinsi Riau, ketika itu, tengah dilanda asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Oktober 2015 silam? 

Ketika itu, Jokowi didampingi Panglima TNI dan para menteri lainnya melihat dari dekat bekas gambut terbakar serta embung yang dibuat secara mendadak. Lalu bagaimana kabarnya embung dibuat sebagai tempat penampungan air dibutuhkan saat pemadaman lahan terbakar tersebut saat ini? 

Embung digunakan untuk sumber air cadangan ketika terjadi kebakaran lahan, terlihat masih berfungsi dengan baik. Embung ini masih menampung air dengan debit air melimpah hingga tumpah ke luar sisi embung.

Baca Juga: Jokowi Jangan Cuma Selfie Di Rimbo Panjang

Menurut masyarakat sekitar, embung tersebut masih sering diambil airnya oleh warga untuk menyiram kebun nanasnya ketika tidak hujan berhari-hari.

"Sekarang mulai panas harinya, tapi air di embungnya masih melimpah," kata seorang warga, Mira, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 13 Januari 2017.

Walaupun Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead mengatakan kepada masyarakat Rimbo Panjang untuk memanfaatkan embung tersebut sebagai tambak jika tak digunakan, tetap tak ada mau memanfaatkannya.



Embung tersebut dibiarkan tak terurus, namun tak dirusak oleh warga. Di sekelilingnya telah berubah menjadi semak dengan tingginya setinggi orang dewasa. Sebagian semak tersebut menjalar di air, sehingga embung terlihat lebih kecil dari ukuran aslinya ketika baru dibuka.

"Kalau kami.buat tambak di situ, takutnya kalau tiba-tiba kebakaran, terus dipakailah embung itu untuk madamkan. Habislah ikan kami," kata Ali, suami Mira.

Memasuki 2017, Pemerintah Provinsi Riau bersama TNI serta Kepolisian Daerah Riau mengadakan rapat koordinasi mengantisipasi Karhutla selama setahun mendatang.

Klik Juga: 50 Unit Sumur Bor Akan Dibangun Di Rimbo Panjang

 

Pihak-pihak ini membicarakan kemungkinan dan langkah strategis yang harus diambil untuk mengantisipasinya. Satu di antaranya unit sekat kanal dan embung tersebar di berbagai daerah rawan kebakaran namun jauh dari sumber air.

Komandan Korem 031/ Wirabima, Brigjend TNI Nurendi mengatakan, TNI dengan pemerintah harus melakukan pengecekan pada kelayakan sekat kanal dan embung tersebut.

Jumlah sekat kanal yang sudah dibangun di Riau, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mencapai 8.530 unit tersebar di semua kabupaten dan kota. Sedangkan jumlah embung sudah ada mencapai 159 unit, dibangun masyarakat bekerja sama Polda Riau ada 151 unit.


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline