RIAU ONLINE, PEKANBARU - Scale Up mencatat sepanjang tahun 2016 lalu, korporasi dari APRIL Grup menjadi korporasi paling bermasalah dengan masyarakat tempatan. Masalah disebabkan oleh konflik agraria yang terjadi antara keduanya atas penguasaan lahan di Riau.
Direktur Eksekutif Scale Up, Herry Octavian mengatakan sepanjang 2016 ada 18 konflik yang terjadi di grup perusahaan ini dengan masyarakat. Jumlah ini yang paling tinggi jika dibandingkan dengan korporasi lainnya.
"Konflik ini menjadi indikator bahwa korporasi yang menjadi anak usaha APIRL Grup memiliki catatan buruk dengan masyarakat," kata Herry, Senin, 9 Januari 2017.
Baca Juga: Konflik Agraria Tinggi, Pemrpov Riau Diminta Bentuk Lembaga Mediasi
Data yang dipaparkan oleh Scale Up tersebut menjadi bukti perusahaan raksasa yang bergerak di sektor hutan tanaman industri ini belum menjalankan komitmennya untuk menjadi mitra masyarakat di daerah operasionalnya.
Sementara itu jumlah konflik agraria terbanyak yang dirangkum oleh Scale Up selama tahun 2016 setelah APRIL adalah Asia Pulp and Paper (APP) dengan jumlah 10 kasus.
"Sisanya disusul oleh perusahaan sawit lainnya di Riau dengan angka yang relatif rendah," jelasnya.
Klik Juga: Konflik Agraria Di Indonesia Masih Tinggi, Mencapai 1.772 Titik
Sementara itu, Ombudsman Perwakilan Riau mengimbau kepada Pemprov Riau untuk membentuk lembaga penyelesaian konflik agraria di Riau yang mayoritas melibatkan korporasi melawan masyarakat.
"Lembaga atau badan ini nantinya sangat berguna bagi penyelesaian kasus agraria yang ada di Riau. Apalagi Riau menjadi salah satu provinsi dengan angka tertinggi dalam konflik agrarianya," kata Ketua Ombudsman Perwakilan Riau, Ahmad Fitri.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline