RIAU ONLINE, PEKANBARU - Salah seorang tokoh perempuan Riau, Azlaini Agus mengatakan kini sangat sulit mencari politisi dan pemimpin yang dinilai waras memandang persoalan pemanfaatan sumber daya alam serta persoalan lain yang berhubungan dengan kebijakan untuk masyarakat.
Fenomena yang ia pandang dari kacamata budaya ini kemudian menghasilkan masyarakat yang kompromistis terhadap segala bentuk kesalahan dan keburukan yang ada di depan mata.
"Hal inilah yang kemudian membuat marwah kita sendiri runtuh atas segala ketidak warasan. Mulai dari persoalan lingkungan yang ada di sekitar kita bahwa sumber daya alam tak pernah benar-benar bisa dinikmati oleh masyarakat," kata Azlaini, Kamis, 22 Desember 2016.
Hal serupa dikatakan oleh Ketua Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar. Ia menuturkan bahwa pemerintah dari waktu ke waktu tak pernah bisa memberikan kesejahteraan pada masyarakat yang dipimpinnya.
Baca Juga: Para Aktivis Lingkungan Sumatera Jadi Calon Pemimpin Imajiner
Sudah bertahun-tahun persoalan asap yang jadi konsumsi masyarakat tak kunjung selesai hingga akar. Baru belakangan ini, pemerintah baru mulai membenahinya setelah tahun 2015 lalu hampir seluruh masyarakat yang ada di Sumatera menghirup asap racun dari kebakaran lahan dan hutan.
"Dari dulu bejana penderitaan kami sudah dipenuhi oleh kebijakan-kebijakan yang salah dari pemerintah. Hanya sedikit saja bejana kesejahteraan bisa diisi oleh mereka. Persoalan asap yang sudah sangat lama mulai tahun 97 hingga tahun 2015 kemarin adalah puncaknya bahwa pemerintah gagal melindungi hak hidup masyarakat," tegasnya.
Keduanya, baik Azlaini maupun Al Azhar mengapresiasi upaya dari beberapa aktivis lingkungan yang menerbitkan sebuah buku yang isinya merupakan sindiran dan refleksi kepada seluruh politisi yang memanfaatkan suara masyarakat hanya untuk kepentingan kekuasaan tanpa mempedulikan kesejahteraan masyarakatnya ketika mereka telah memimpin.
"Buku berjudul Tegaknya Marwah Sumatera Kami, sekarang saatnya politisi berpikir waras adalah tamparan keras bagi pemimpin dan politikus kita yang gagal memanifestasikan kesejahteraan pada masyarakat," jelas Azhar dalam sambutan diskusi bedah buku tersebut.
Pihak panitia mengaku kecewa kepada pemerintah serta para politisi karena dari banyak undangan yang diminta mereka untuk hadir, tak satupun dari mereka tampak.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline