RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau khawatir realisasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Economic Asean Community (EAC) yang tahun 2017 mendatang sudah memasuki tahun kedua berjalan tak dipersiapkan baik secara karakter daerah Riau.
Ketua Harian LAM Riau, Al Azhar mengatakan yang perlu dicermati adalah kekhawatiran pada pembauran budaya beberapa negara yang berbeda-beda. Indonesia secara umum dan Riau khususnya harus memiliki karakter budaya yang jelas.
"Masalahnya sekarang kita ragu, Singapura jelas karakternya, Malaysia jelas karakternya, Thailand jelas karakternya, semuanya itu persoalan kebudayaan. Kita karakternya apa?," tukas Azhar, Rabu, 2 November 2016.
Baca Juga: Nilai Eskpor Migas dan Sawit Riau 2016 Anjlok Drastis
Selama ini, kata Azhar yang menjadi persoalan adalah di era modern sekarang, sangat minim penyelenggaraan diskusi, pembahasan-pembahasan, agenda-agenda untuk mempersiapkan generasi emas yang konteksnya membahas MEA secara bertahap dan secara menyeluruh pada masyarakat.
Ia menekankan perlunya Provinsi Riau membenahi pendidikan yang menjadi pusat dari pembinaan dan pengembangan Sumber daya manusia di Riau. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mempersiapkan generasi muda untuk tidak hanya berperan sebagai konsumen tetapi juga produsen dalam keikutsertaan Riau pada ajang MEA ini.
"Selain itu saya kira, poin dari MEA itu adalah mari kita urus diri kita dengan baik, dengan bekal kebudayaan maka karakter kita akan muncul. Mau MEA tidak ada masalah," tutup Al Azhar.
Klik Juga: Pemprov Riau Siapkan BUMD Untuk Kelola Blok Rokan
Azhar berharap pemerintah dapat mengarahkan masyarakat dalam programnya untuk mempersiapkan generasi emas yang nantinya tidak hanya menjadi konsumen dari MEA itu tetapi juga menjadi produsen baik ide-ide maupun dalam aktivitas-aktivitas
Selain itu, berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean yang menjadi kekhawatiran banyak pihak mengenai dampak dari pembauran budaya pendatang ke negeri Bumi Lancang Kuning ditanggapi Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Al Azhar dengan tenang. Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait persoalan MEA di Riau ini sebab aktivitas perekonomian antar budaya, khususnya Malaysia dan Riau telah berjalan selama berabad-abad lamanya.
"Kalau secara kurtural, dari perspektif kebudayaan, MEA itu tidak ada masalah bagi orang-orang di Riau. Orang-orang Riau ini aktivitas perekonomiannya dengan orang Malaysia sudah berjalan berabad-abad," ungkap Al Azhar
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline