Potensi Ikan Darat dan Laut Masa Depan Riau di Masa Akan Datang

Gubernur-Andi-Rachman-dan-Perikanan-Laut.jpg
(HUMAS PEMPROV RIAU FOR RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Luas daratan dan sungai membelah Riau ditambah lautan luas di perairan Selat Malaka, membuat sektor perikanan ke depannya bisa menjadi andalan mendatangkan pendapatan luar biasa selain sektor minyak dan gas (Migas). 

 

Secara topografi, empat sungai besar yang membelah Provinsi Riau, plus garis pantai terpanjang di Sumatera, mendatangkan keuntungan untuk pengembangan industri perikanan darat serta laut. Faktor ini juga ditunjang dengan pelabuhan besar bisa digunakan untuk ekspor, seperti di Pelabuhan Dumai. 

 

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, saat bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan Perikanan, Rifki Hardiyanto, melakukan lawatan ke Dumai. Keduanya ingin melihat potensi perikanan serta Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)  di Dumai.

 

Pada Peninjauan ini, turut juga mendampingi Wakil Wali Kota Dumai, Kadis Perikanan dan Kelautan Prov Riau serta Satker Terkait. Gubernur Andi Rachman, panggilan akrab Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, Dumai memiliki potensi fasilitas kelautan dan perikanan dibangun menggunakan dana APBD Riau, harus dikembangkan agar mendatangkan dan meningkatkan pendapatan asli daerah, ujar Gubri.

 

Andi Rachman menjelaskan, Gedung Terminal Agri Bisnis di Kelurahan Purnama dan Balai Latihan Kerja mampu digunakan untuk pengembangan potensi sektor perikanan dan kelautan. Potensi lain dimiliki Dumai adalah laboratorium bisa dikembangkan dan difungsikan. Sehingga bermanfaat serta menjadi salah satu sumber pendapatan non Migas Dumai.

 

Diskanlut

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan menebar benih Ikan Baung di Danau Kajuik, belum lama ini. 

 

Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Rifki Hardiyanto mengatakan, kunjungan ke Dumai kali ini dalam rangka meninjau Potensi Daerah serta sarana Prasarana Pendukung Perikanan. Hal ini dikarenakan Dumai termasuk salah satu wilayah pesisir Pantai Timur Sumatera yang ada di Provinsi Riau. 

 

Penelusuran RIAUONLINE.CO.ID, daerah-daerah yang memiliki potensi perikanan laut, di antaranya Panipahan, di Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti dan Indragiri Hilir. Daerah-daerah tersebut merupakan penyumbang hasil laut terbesar untuk Riau. Selain itu sumberdaya perikanan air tawar juga selama ini dijadikan andalan bagi Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi (Kuansing). 

 


Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelauan Provinsi Riau, Tien Mistina, di lain kesempatan menyebutkan, Kabupaten Kampar termasuk wilayah Budidaya Perikanan binaan dinas ia pimpin. 

 

Untuk itu, Dinas Perikanan dan Kelautan berkomitmen memberikan bantuan-bantuan untuk meningkatkan kelestarian sumber daya alam di daerah tersebut. Tiem Mistina mengatakan, pelestarian ini dilaksanakan guna menjaga sumber daya perikanan perairan umum daratan dan benih ikan ditebar dalam jenis ikan Baung khas dari Riau

 

"Di kabupaten Kampar banyak ditemui danau-danau yang tidak menyatu dengan perairan lain. Jadi lingkungan ini harus dijaga untuk keseimbangan perairan yang perlu dilakukan restocking," Katanya.

 

Berdasarkan data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau mencatat, potensi perikanan daerah ini cukup tinggi, yakni lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikatan air tawar.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.

 

Perkuat Pengawasan Perairan Perbatasan

Maraknya kasus nelayan menggunakan pukat harimau menjadi pertimbangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau minta Kementerian Kelautan dan Perikanan guna perkuat pengawasan di wilayah perairan perbatasan.

 

Penggunaan pukat harimau oleh nelayan ini, kerap digunakan nelayan nakal, meski tahu penggunaannya dilarang dan ilegal. Selain itu, nelayan asal luar Riau yang sering melakukan penangkapan ikan di perairan Riau, juga menjadi persoalan harus diawasi.

 

"Persoalan di wiliyah pesisir ini, berdasarkan hasil pertemuan di Rokan Hilir kemarin, kita minta penguatan kelembagaan pengawasan dari KKP mengingat garis pantai yang cukup panjang," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tien Mastina. 

 

Permintaan ini telah disampaikan Tien kepada kementerian, juga pemerintah kabupaten daerahnya memiliki perbatasan perairan dengan provinsi lain, kabupaten Rokan Hilir. Kekhawatiran ini disampaikan usai Tien mendapat keluhan dari nelayan setempat secara berulang kali.

 

Keramba danau PLTA Koto Panjang

Beginilah keramba ikan yang ada di Danau PLTA Koto Panjang. Panen ikan bisa gagal bila kondisi air menurun akibat cuaca buruk dan faktor-faktor lainnya.

 

Laporan tersebut menyatakan, masih banyak nelayan luar provinsi masuk ke perairan Riau dengan menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan. "Kita sudah dudukkan persoalan ini bersama Bupati Rohil, ada dari pihak Direktorat Penanganan Pelanggaran Perikanan KKP, Danlanal serta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI yang ada disana," tukas Tien.

 

Tien meminta kepada kementerian menambah personil pengawas dan sarana prasana seperti kapal pengawasan yang digunakan untuk kegiatan patroli rutin. "Kita punya kapal pengawas hanya satu, dari kementerian juga satu kapal, serta satu dari bea cukai semua terpusat di Kota Dumai," hitungnya.

 

Ada dua kawasan perairan yang telah diberikan solusi persoalan perbatasannya, yakni Kabupaten Bengkalis dan Rohil. Sehingga diberikan informasi titik koordinat garis batas wilayah kepada nelayan. "Bengkalis sudah tidak ada komplain, nelayan harus bisa baca peta titik koordinatnya karena rata-rata nelayan mempunyai GPS," katanya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline

Beginilah keramba ikan yang ada di Danau PLTA Koto Panjang. Panen ikan bisa gagal bila kondisi air menurun akibat cuaca buruk dan faktor-faktor lainnya.