Imam Besar Katolik Ini Menangis Akui Kebenaran Islam di Depan Jemaatnya

Imam-Besar-Katolik-Ortodoks-Dmitri-Smirnov.jpg
(KABARMAKKAH.COM)

RIAU ONLINE - Dmitri Smirnov, seorang Imam Besar Katalik Ortodoks menggemparkan ratusan jemaat dengan sebuah khutbah pada pertengahan September 2016 lalu. Dalam khutbahnya Dmitri Smirnov mengatakan bahwa masa depan Rusia akan menjadi milik pemeluk Islam.

 

"Saksikanlah, Jutaan umat manusia yang beribadah dengan sangat teratur dalam satau waktu dan tempat, mereka menempati shaf mereka masing-masing dan hal itu tidak perlu diajarkan. Mereka berbaris dengan tertib tanpa harus diperintahkan."

 

"Lalu di mana kalian melihat penganut agama Kristen di seluruh dunia bisa beribadah bersama, dan hal itu sama sekali tidak ada dalam Kristen. Kalian tidak akan pernah melihatnya," ujar Imam Besar Katolik Ortodoks di depan ratusan ribu jemaatnya.

 

"Lihatlah mereka. Kaum Muslimin kerap membantu denngan sukarela tanpa berharap imbalan, tapi pemeluk Kristen malah sebaliknya. Kalian tanyakan pada wanita tua itu," katanya sambil menunjuk wanita lumpuh yang berada di gerejanya seperti diberitakan The World Buletin News-Rusia, dikutip dari KABAR MAKKAH.COM, Jumat, 11 November 2016.

Baca Juga: Presiden Trump akan membuat kita meninggalkan Amerika, Kemana Kita Akan Pergi?

 

Sang Imam Besar Katolik Ortodoks itu mengatakan bahwa wanita tua itu mengaku setiap kali ke gereja di Moskow, wanita itu kerap mendapat jasa transportasi dari seorang pengemudi Muslim. Pengemudi Muslim itu selalu menolak tiap kali wanita tua itu ingin memberi bayaran atas jasanya. Menakjubkannya, pengemudi Muslim itu beralasan bahwa Islam melarang untuk mengambil upah pada wanita lansia, jompo, dhuafa dan anak-anak yatim di berbagai panti dan yayasan.

 

Dmitri Smirnov telah membuktikan bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk menghormati orang tua, terlebih lagi orang tua yang tak berdaya. Ia bahkan mengakui bahwa pribadi pengemudi Muslim tersebut tidak dapat ditemukan pada pemeluk Kristen yang mengajarkan kasih.

 


"Seorang Muslim justru lebih dekat dengan sang mesiah, tapi orang Kristen hanya ingin uang. Apakah kalian tidak merasakan? Bagaimana dalam prosesi penebusan dosa, siapa saja harus membayar pada pendetamu entah itu miskin atau manula wajib memaharkannya sebagai ritual pengampunan dosa," ungkap Dmitri yang seketika membuat ratusan jemaat yang mengikuti misa imam besar Katolik itu terdiam dan merenung.

 

Dia mengatakan seorang Muslim tidak tertarik untuk mengambil upah pada orang-orang lansia. Mereka begitu ikhlas dengan sukarela membawakan barang-barang serta belanjaan wanita tua sampai sang wanita tua itu henka berdoa ke gereja. Bahkan, kata dia, sang pengemudi Muslim setia untuk mengantar jemput wanita tua itu.

Klik Juga: Setahun Ini, Sudah 12 Mesjid di Prancis Ditutup Pemerintah

 

"Inilah kenapa saya mengatakan masa depan Rusia akan menjadi mayoritas pemeluk agama Islam dan negeri ini akan menjadi negara Islam," lanjutnya dalam Khutbah.

 

Menurutnya, tuduhan teroris yang kerap di alamatkan kepada agama Islam hanyakan isu belaka. Sebab, kata dia, kenyataannya umat Islam sangat mengedepankan etika dan kesopanan.

 

Di depan jemaatnya, Dmitri mengakui bahwa meski umat Islam difitnah sebagai teroris tapi populasi jumlah manusia yang berbondong-bondong memeluk agama Islam di eropa dan Rusia makin ramai berdatangan ke Masjid untuk memeluk Islam.

 

"Karena Mualaf tahu betul bahwa Islam tidak sekejam yang dunia tuduhkan," lanjutnya.

Lihat Juga: Masya Allah, Inilah Dubes Inggris untuk Arab Saudi Masuk Islam dan Pimpin Ibadah Haji

 

Dmitri melanjutkan bahwa sekarang dan selamanya masa depan Rusia akan menjadi milik umat Islam mengingat populasi Muslim di Rusia sudah mencapai 23 juta. Sementara pemeluk Kristen mengalami penurunan hingga 18 juta, sedangkan sisanya masih menganut komunis.

 

"Ini sebuah fakta bahwa Islam sekarang menjadi agama terbesar di Rusia," ungkapnya.

 

Kemudian, sang pendeta mengakhiri khutbahnya dan turun dari mimbar dengan berurai air mata sambil meninggalkan jemaatnya yang masih terpaku dan haru.

 

Mereka tak pernah menyangka seorang Imam Besar Katolik bisa mengagungkan orang Muslim. Sebagian jemaat ada yang menangis menyadari bahwa ajaran Islam ternyata berbudi lhur dan Islam tidak layak disebut Teroris.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline