RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman akan mengubah orientasi pembangunan daerah pada pembangunan sumber daya manusia yang harusnya sudah dimulai sejak dulu. Menurutnya, pembangunan mutu sumber daya manusia adalah pembangunan yang harus diprioritaskan ketimbang melakukan banyak eksplorasi pembangunan dari sektor sumber daya alam.
Momentum Sumpah Pemuda yang tahun 2016 ini diperingati tahun ke 88 ini, kata Gubernur yang disapa Andi Rachman ini menuturkan hari ini merupakan waktu yang tepat untuk mengukuhkannya sebagai ajang perubahan arah pembangunan Riau yang menitik beratkan pada sektor manusianya. Pemerintah Provinsi Riau memberinya tagline dengan nama, Pemuda Indonesia Menatap Dunia.
"Tagline ini menjadi harapan bumi melayu lancang kuning pada pembangunan yang lebih baik. Kita berharap pemuda Riau dapat memanfaatkan pembangunan yang ada di Riau untuk bersama-sama pemerintah kembangkan ini," kata Andi Rachman usai pimpin apel Sumpah Pemuda di muka kantor gubernur Riau, Jumat, 28 Oktober 2016.
Andi mengingatkan seluruh lapisan masyarakat terutama birokrasi pemerintahan agar tak lagi mengandalkan sumber daya minyak dan gas seperti yang selama ini dibesar-besarkan hingga Riau terkenal sebagai daerah yang kaya dengan pendapatan daerahnya dibanding dengan daerah lainnya. "Zaman dan era sudah berubah. Kita tak lagi bisa mengandalkan migas sebagai tumpuan ekonomi kita," tukas Andi pesimis.
Apalagi selama ini, menurut Andi anggaran daerah banyak terkuras untuk pengembangan industri migas di Riau. Namun nyatanya usaha tersebut terkesan hanya menghabiskan anggaran daerah yang harusnya bisa digunakan untuk pembiayaan pembangunan yang lainnya.
"Kita harus berubah dan berbenah. Kita sudah terlalu lama lengah dengan status kepemilikan sumber daya alam yang kaya sehingga mengabaikan pembangunan sektor lainnya. Kita harus mulai kembangkan mutu manusia dengan fokus pada pembangunan sektor pendidikan dan budaya," jelas politisi partai Golkar tersebut.
Dengan jumlah penduduk Riau yang jumlahnya mencapai 6,5 juta jiwa, dirinya yakin Riau masih memiliki harapan yang besar untuk melepaskan diri dari tumpuan migas juga perkebunan yang makin hari, makin tak menunjukkan hasil yang baik pada pendapatan daerah Riau.
Baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa Indonesia mengalami perlambatan ekonomi yang ditengarai diakibatkan oleh fluktuasi ekonomi global yang masih buruk sehingga berdampak langsung pada masyarakat.
"Namun kita masih harus bangga karena Riau masuk dalam lima besar provinsi yang PDRB-nya tertinggi di Indonesia dan tertinggi di SUmatera. Jadi meskipun secara global Indonesia sedang terdampak, Riau masih sanggup berjalan dengan baik ketimbang daerah lainnya," tandasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline