RIAU ONLINE, PEKANBARU - Saham publik PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGAS) dinilai akan menunjukkan tren positif pasca Menteri ESDM membentuk holding antara perusahaan itu dengan PT Pertamina Gas. Holding dua BUMN itu akan meninggikan harga gas industri, seperti pembangunan jaringan pipa gas di Duri dan Dumai.
"Kerja sama dua perusahaan plat merah itu akan meninggikan harga gas industri. Tingginya harga gas industri akan meningkatkan kinerja saham PGN," kata Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Pekanbaru Emon Sulaeman, Selasa, 9 Agustus 2016.
Selain itu, membaiknya harga minyak dunia juga berpengaruh terhadap harga saham PGAS. Emon membantah bahwa bursa saham mengkhawatirkan harga saham PGAS melemah setelah Pertagas mengakui saham pemerintah PGN.
"Akuisi saham milik pemerintah, tidak berpengaruh ke saham publik. Justru holding ini menunjukkan tren positif," katanya.
Saham PGAS ditutup Rp3.200 per lembar saham pada pukul 14.00 WIB, 9 Agustus 2016. Harga saham PGAS tercatat meningkat dari bulan lalu yang hanya mencapai Rp2.400 per lembar saham.
Sebelumnya, Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said telah mengeluarkan keputusan tertulis SK no.4975/K/12/MEM/2016 bahwa dua perusahaan energi itu harus bersama-sama membangun pipa gas di Duri dan Dumai. Jaringan pipa itu dibangun untuk kebutuhan industri di Riau.
Namun, keputusan itu dinilai untuk memonopoli harga gas industri di Riau. Akibatnya, pelaku usaha minyak bumi dan CPO di daerah itu akan menjadi dilema. Karena harga minyak bumi yang belum membaik dan harga CPO yang fluktuaktif.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline