Ternyata, Pesawat F16 Yang Hebohkan Warga Pekanbaru Hibah dari Amerika

Lettu-Pnb-Nehemia-Anang.jpg
(DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang selama ini menderu-deru di langit Pekanbaru, Riau, sejak 2014 silam usai diresmikan menjadi Skuadron 16, ternyata merupakan hibah dari Amerika Serikat. 

 

Padahal, F-16 di negeri asalnya, Paman Sam, sudah tak lagi digunakan untuk tulang punggung pertahanan utama udara mereka. Namun, oleh pemerintah Amerika Serikat, diberikan ke negara-negara yang masih memiliki hubungan militer dengan negara adi daya tersebut. 

 

Penelusuran RIAUONLINE.CO.ID, militer Indonesia sudah lama terpikat dengan burung besi ini. Ini dibuktikan dengan masih diterimanya pesawat bekas dan tua itu oleh pemerintah kita. Padahal, dilansir dari detikmiliter.com, negara pembuatnya saja, Amerika, sudah meninggal kan pesawat ini untuk diproduksi dalam negeri. 

 

Baca Juga: Warga Pekanbaru Berhamburan Keluar Rumah dengar Suara Ledakan Pesawat F16

 

Hibah pesawat F-16 Fighting Falcon AS ini pun bukanlah benar-benar sebenarnya. Negara mendapatkan hibah tentunya akan diminta atau meminta untuk upgrade pesawat sudah tua dan tidak dipakai lagi ini. Biaya dikeluarkan negara pengguna itupun cukup besar.

 



Harga F-16 Fighting Falcon pada tahun 1998 senilai 18,8 juta Dolar AS, namun berselang 14 tahun kemudian, 2012, harga satu skuadron sebanyak 24 unit pesawat F-16 blok 52 jika dibeli di pabriknya sekitar 1,6 miliar Dolar AS.

 

Untuk harga dari 6 pesawat F-16 blok 52 sebesar 720 juta Dolar AS. Oleh karena itu, untuk satu unit pesawat F-16 blok 52 diperlukan anggaran sekitar US$ 120 juta atau jika di-Rupiahkan sekitar Rp 1,3 triliun.

 

Sementara, biaya mendatangkan 24 pesawat hibah itu adalah 600 juta Dolar AS. Lalu membengkak menjadi 750 juta Dolar AS atau Rp 8,2 triliun dengan asumsi 1 Dolar AS senilai Rp 11 ribu pada saat itu. Jadi, dengan demikian harga satu pesawat F-16 bekas yang menghebohkan warga Pekanbaru, Senin, 18 Juli 2016, sekitar pukul 15.15 WIB itu senilai Rp 341 miliar.

 

Klik Juga: Sejak Diresmikan 2014, F16 Sudah Dua Kali Kejutkan Warga Riau

 

Hibah pesawat F-16 itu merupakan proyek “Peace Bima Sena II” antara pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia. Pesawat jenis ini ditempatkan di dua Lanud, Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau dan Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. 

 

"Seluruh pesawat F-16 C/D Blok 52ID TNI AU dengan mesin pesawat tipe F100-PW-220/E ini, sudah menjalani up-grade sehingga menjadi baru kembali. Selain itu refurbished rangka airframe serta sistem “avionic” dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah," kata Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Wahyudi, saat pesawat F-16 tiba di Lanud Iswahjudi, Sabtu , 23 Mei 2015, dilansir dari sindonews.com

 

Begitu juga, tuturnya, dengan rangka pesawat yang diperbarui, termasuk jaringan kabel dan elektronik yang baru dipasang. Dengan demikian, semua sistem lama pada pesawat tersebut sudah diperbarui sehingga kemampuannya jauh lebih hebat.

 

Dalam proyek Peace Bima Sena II, kata Wahyudi, selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerja sama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equoment, training, Joint Mission Planning System (JMPS), Rackmount Improve vionic Intermediate System (RIAIS), Alternate Mission Equipment (AME) dan Precesion Measurement Equipment Laboratory (PMEL).

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline