Selamat Datang di Kota Sampah, Bukan Kota Madani

Sampah-di-Kota-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

Laporan: Azhar Saputra

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sudah empat hari ini, tumpukan sampah menggunung di berbagai ruas jalan di Kota Pekanbaru. Sampah-sampah tersebut kebanyakan di masukkan ke dalam kantong plastik, ada yang diletakkan di tepi jalan, dekat parit, dibuang begitu saja ke tengah jalan hingga masuk parit. 

 

Tumpukan sampah tersebut, pengamatan RIAUONLINE.CO.ID, Minggu malam, 5 Juni 2016, masih belum berkurang, malah semakin banyak dan menggunung saja. 

 

"Inilah kado warga Pekanbaru memasuki Bulan Suci Ramadan, tumpukan sampah menggunung. Selamat datang di Kota Sampah, bukan Madani. Zaman Pak Herman Abdullah tak pernah seperti ini. Apa ya kerja Wali Kota Firdaus? Kok tak bisa selesaikan masalah gampang ini, sampah," kata Yanti, warga Kelurahan Sidomulyo Barat. 

 

Baca Juga: Sampah Menggunung di Pasar Senapelan, Pedagang: Iuran Sampah Jalan Terus

 

Tumpukan sampah yang menggunung ini juga terjadi di berbagai pasar. Sampah-sampah tersebut sama sekali tak diangkat, padahal warga dan pedagang sudah membayar iuran sampahnya. 


 

Pekanbaru Kota Sampah

TUMPUKAN sampah yang nyaris menutupi setengah jalan HR Subrantas simpang Tabek Gadang, Minggu, 5 Juni 2016.

 

Di persimpangan Tabek Gadang, Jalan Delima, Thamrin depan jalan masuk rumah mantan Wali Kota Pekanbaru, Herman Abdullah, hingga komplek polisi di Jalan Kartini, sampah menumpuk serta menggunung. 

 

Diah, pemilik warung makanan hanya berjarak 400 meter dari pinggir tumpukan sampah Simpang Tabel Gadang, mengatakan, keadaan seperti ini sudah terjadi selama beberapa hari belakangan ini.

 

Tumpukan Sampah di Pekanbaru

TUMPUKAN sampah yang nyaris menutupi setengah jalan HR Subrantas, Minggu, 5 Juni 2016.

 

"Ini bang, sampahnya sudah tiga hari kayak ini. Kami yang jualan lihatnya saja sudah enggak enak. Apa lagi kalau dibawa angin aromanya sampai ke sini. Kalau uang sampahnya lancar kami bayar,"kata Diah kepada RIAUONLINE.CO.ID. 

 

Klik Juga: Ayat Cahyadi: Sampah Bisa Bernilai Ekonomis dengan Bank Sampah


Ia menceritakan, kondisi seperti ini sudah ditanyakan kepada petugas penyapu jalanan yang lewat depan kedainya. Mereka menuturkan, terkait upah sudah lama belum mereka terima.

 

"Kemarinkan orang yang nyapu itu lewat, saya tanyakan kenapa sampahnya tidak diambil. Alasannya, gaji sopir sama kernet truk sampah sudah tiga bulan belum dibayar," pungkasnya. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline