RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau mengkritik pengelolaan bus air Pemko Pekanbaru yang mangkrak di Pelabuhan Sei Duku, Pekanbaru. Bus air tersebut kini tak lagi beroperasi hanya beberapa pekan usai dioperasikan.
Jika tak mulai dikelola dengan baik, Dishub provinsi khawatir hal tersebut akan menjadi masalah baru bagi Dishub kota. "Itu memang ranahnya Dishub kota, tapi sampai kapan mau dibiarkan begitu saja bus air itu," kata Kepala Dishub Provinsi Riau, Rahmad Rahim, Kamis (12/5/2016).
Menurut Rahmad, Pemerintah Kota Pekanbaru harus melakukan upaya untuk mengembalikan daya tarik masyarakat kepada bus air yang merupakan transportasi hibah itu. Tujuan sebagai transportasi wisata pada awalnya harus dilakukan dengan pengelolaan secara terintegrasi.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah mahalnya ongkos yang digunakan untuk sekali perjalanan wisata bus air tersebut. Hal tersebut membuat masyarakat enggan menggunakan alat transportasi wisata air itu.
Dalam hitung-hitungannya, Rahmad berujar bus air itu sekali beroperasi menghabiskan biaya lebih kurang Rp 2 juta. Sementara kursi yang tersedia ada 40. Artinya pengunjung dibebankan sebesar Rp 50 ribu untuk sekali perjalanan.
"Kalau dengan nominal harga demikian, pengunjung mau tak naik Bus Air hanya untuk pergi ke Okura, Rumbai? Jelas tidak mau," ujarnya.
Hitung-hitungan tersebut harusnya bukan bicara soal berapa keuntungan. Sementara, sebagian masyarakat sudah memiliki kendaraan pribadi, dengan biaya operasional perjalanan yang jauh lebih murah.
Misalnya saja, masyarakat dari Okura yang akan datang ke kota dengan Bus Air. "Artinya mereka harus mengeluarkan biaya lagi untuk transportasi di tengah kota. Dan tentu makan biaya lebih banyak," tandas Rahmad.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline