RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) bersama Pemprov Riau meresmikan pembangunan 50 unit sumur bor di kawasan lahan gambut Desa Rimbo Panjang, Tambang, Kampar. Pembangunan sumur bor merupakan program Badan Restorasi Gambut untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead menuturkan sumur bor merupakan salah satu upaya pencegahan metode cepat mencegah kekeringan gambut ketika potensi kebakaran terdeteksi oleh satelit.
"BRG menggunakan dua metode dalam melakukan restorasi gambut. Pertama, memberikan respon cepat aksi restorasi pada lokasi-lokasi penting rawan kebakaran, dan kedua diprogramkan melalui rencana aksi restorasi gambut. Nah sumur bor ini adalah salah satu metode cepatnya" ungkap Nazir ketika menyaksikan demonstrasi pemasangan mesin air pada sumur bor, Selasa (3/4/2016). (KLIK: Rayakan Kemenangan, Rumah Striker Leicester City, Dipenuhi Ribuan Penggemar)
Pembuatan 50 unit sumur bor dilakukan oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) Rimbo Panjang yang didanai sepenuhnya oleh BRG. Menurut Foead anggaran yang dihabiskan dalam pembuatan satu sumur bor mencapai Rp2,3 juta. Total pembangunan 50 unit tersebut menghabiskan anggaran Rp115 juta.
Selain itu, anggaran yang digunakan untuk melaksanakan program restorasi dari BRG sendiri selama ini juga mendapat bantuan dari Pemerintah Norwegia. "Selain sumbangan dari Norwegia, anggaran kita sebagian besar didapat dari APBN. Namun untuk angka pastinya belum bisa kita sebut karena masih dalam tahap pembahasan di DPR," imbuh Nazir.
Dalam demonstrasi tersebut, Nazir menyaksikan bersama Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stik Traavig. Hadir juga beberapa deputi BRG, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Kalaksa BPBD Riau dan Kabupaten Kampar, Dinas Kehutanan Riau dan Kampar, dan disaksikan langsung oleh masyarakat. (BACA: 50 Unit Sumur Bor Akan Dibangun di Rimbo Panjang)
"Semoga pembuatan sumur bor ini dapat efektif mencegah karlahut. Selain itu pembuatan sumur bor yang dilakukan langsung oleh masyarakat secara swadaya dan mandiri ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomis terhadap pendapatan masyarakat. Itu tujuan kita tak menggunakan pihak ketiga dalam melakukan pembangunan ini," terang Nazir.
Lanjutnya, Nazir menambahkan, sumur bor tersebut kelak juga dapat digunakan oleh masyarakat sebagai sumber mendapatkan air bersih yang bisa dikonsumsi baik untuk pangan maupun untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
"Sumur itu bisa digunakan ketika musim kemarau datang oleh masyarakat. Jadi tak perlu mencari sumber air sampai jauh," tandasnya.