RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) akan mulai bangun sebanyak 50 unit sumur bor di Desa Rimbo Panjang, kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar sebagai salah satu proyek restorasi gambut untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di desa tersebut.
Program pembangunan sumur bor ini akan dimulai pada Senin (2/5/2016) hari ini. Nantinya pembangunan 50 unti sumur bor tersebut akan dikerjakan oleh 20 orang masyarakat Desa Rimbo Panjang serta diawasi oleh satu pakar gambut nasional yang telah ditunjuk oleh BRG. Proyek ini ditargetkan akan selesai hingga pertengahan bulan Mei mendatang.
"Kita akan melakukan pelatihan terlebih dulu selama sehari sebelum kemudian nanti akan kita bangun sumur bornya di lahan yang sudah kita petakan di Rimbo Panjang. Nantinya lima puluh sumur bor ini akan kita tergetkan selesai pada tanggal 15 Mei 2016 nanti dan siap digunakan," ujar Kepala Teknisi Pemasangan Sumur Bor, Aswin Yusuf, Minggu (1/5/2016).
BACA JUGA: Ini Kendala yang Dihadapi BRG Saat Terapkan Program Restorasi Gambut di Rimbo Panjang
Dengan adanya 50 unit sumur, Aswin mengatakan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada berkurangnya potensi kebakaran di lahan tersebut. Bahkan jaminan yang diberikan oleh Aswin sebesar 60 persen pada pengurangan potensi api di desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar.
Aswin menuturkan sumur bor tersebut nantinya akan menggunakan tenaga dari sinar matahari sebagai satu-satunya sumber daya menarik air ke atas. Sumur bor tersebut nantinya akan digunakan untuk membasahi lahan gambut yang ada di atasnya rutin setiap hari selama beberapa jam.
"Nanti akan kita buat otomatis berputar seperti sistem penyiraman pada taman, hanya saja debit airnya akan jauh lebih deras dan jauh ketimbang itu. Nanti akan kita setel kapan waktu penyiraman tersebut rutin dilakukan oleh sumur bor tersebut. Kalau bisa di jam-jam yang kering atau siang hari," papar Aswin yang merupakan dosen di Universitas Palangkaraya ini.
KLIK JUGA: Dua Universitas di Jepang Dukung Restorasi Gambut Riau
Untuk pembuatan sumur bor sendiri Aswin menjelaskan bahwa pembuatannya dilakukan sepenuhnya oleh tenaga masyarakat, sementara dirinya hanya akan memberikan arahan pembangunannya saja serta melakukan pengawasan.
"Kualifikasi Sumur bor-nya telah selesai dan baik yakni bisa airnya bisa dipompa minimum 2 jam setiap hari, kemudian debit air 1,5 liter perdetik, sumur bor mampu menyemprot sejauh 10 meter minimal dan terakhir airnya bersih dan dapat digunakan oleh konsumsi manusia. Itu indikatornya," imbuh Aswin.
Sementara itu, luasan lahan di desa Rimbo Panjang menurut Pemerintah Desa Rimbo Panjang yang berpotensi terbakar luasnya mencapai 3 ribu hektar. Dengan luas lahan ini pemerintah desa sebenarnya ragu dengan tuntasnya permasalahan kebakaran lahan dan hutan di sana hanya dengan adanya 50 unit sumur bor tersebut.
LIHAT JUGA: Lahan Direstorasi Sering Terbakar di Kawasan Gambut
"Namun setidaknya kita percaya bahwa dengan adanya lima puluh sumur bor tersebut akan mengurangi banyak potensi kebakaran yang terjadi di desa Rimbo Panjang. Semoga jumlah ini dapat ditambah lagi setelah itu supaya pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan lebih mudah dilakukan oleh masyarakat desa," ujar Sekdes Rimbo Panjang, Eri.
Ikuti dan simak Kenduri Restorasi Gambut dengan klik di sini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline