Psikolog: Kalau Ditolak LGBT Bisa Bunuh Diri

LGBT.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Keluarga sebaiknya tidak menolak jika ada anggota keluarga yang tergolong lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT). Karena, penolakan justru bisa membuat mereka mengalami depresi.

 


Hal itu diungkapkan psikolog Bona Sardo Hutahaean dalam talkshow yang digelar Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sekretariat Negara yang tergabung dalam DWP IPP Kelompok IV, selasa (29/3/2016).

 

BACA JUGA : Penegak Hukum Jangan Halangi Kelanjutan Pembangunan

 

Dalam talskhow yang mengangkat tema LGBT: Teman atau Ancaman? itu, Bona memaparkan, depresi bisa memicu pelaku LGBT bunuh diri. Sebaliknya, jika tetap diterima, potensi mereka berubah semakin tinggi. Bahkan, berpotensi meningkatkan pelaku LGBT tersebut.

 


KLIK JUGA : Pak Wako Firdaus, Bantulah Kami Biar Bisa Berdagang Lagi

 

Menurutnya, LGBT adalah jargon yang dipakai untuk gerakan emansipasi di kalangan non-heteroseksual. Tujuannya untuk menunjukkan gabungan dari kalangan minoritas dalam hal seksualitas. 

 

Karena menurut sebagian besar masyarakat kondisi tersebut abnormal, maka munculah stigma dalam masyarakat. “stigma muncul karena pengetahuan minim dan terlalu bereaksi ketika suatu fenomena muncul,” kata Bona sebagaimana dilansir dari portal resmi sekretariat negara.

 

Sementara itu, narasumber lainnya, Ustadzah Nani Handayani menilai isu LGBT adalah konsekuensi negatif dari peradaban modernisasi. Ia bahkan menyebut LGBT sebagai kegalauan peradaban. 

 

Jika dilihat dari sisi agama, seharusnya masyarakat tidak membenci orang LGBT. Namun, yang dibenci adalah prilakunya. Terlebih jika orang tersebut melakukan propaganda atau mengajak orang lain untuk berprilaku LGBT. 

 

“Jika seseorang sudah merasa berprilaku LGBT, maka sudah seharusnya untuk dibawa ke psikiater untuk memberikan pengarahan yang tepat agar ia dapat kembali ke jalan yang benar”, tambah Nani. 

 

Sementara itu, Wien Ritola Ketua DWP Pusat menyebut, talkshow digelar untuk menambah dan memperdalam wawasan mengenai LGBT. Talkshow juga menjadi ajang silahturahmi antar DWP kementerian/lembaga dan untuk saling mengenal satu sama lain.