Suku Indian Ternyata Tak Peroleh Hak Suara di Pilpres Amerika

Perkampungan-Suku-Indian.jpg
(AP/Jeff Robbins)

RIAU ONLINE - Amerika Serikat kerap dicap sebagai negara paling demokratis di dunia karena menjunjung prinsip-prinsip demokrasi. Namun, suku asli penghuni negeri itu, Suku Indian, ternyata tak diperbolehkan untuk memberikan hak suara pada Pemilihan Presiden (Pilpres), November 2016 mendatang. 

 

Suku Indian baru memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat lebih dari 90 tahun lalu, jika dibandingkan pendatang, warga Eropa. 

 

Meski demikian, seperti terjadi pada kulit hitam Amerika, banyak negara bagian tidak memberikan hak memilih dan dipilih kepada Suku Indian.

 

Baca Juga: Diminta Buka Jilbab, Atlet Muslim Ini Menolak

 

Tak hanya itu, negara bagian di Amerika juga memberlakukan pajak TPS kepada mereka, menerapkan tes melek huruf, melecehkan dan mengintimidasi.

 


Tahun 1965, Kongres menyetujui Undang-Undang Hak Pilih (Voting Rights Act VRA), melarang praktik diskriminatif dan memberi wewenang kepada pemerintah federal untuk memantau jalannya pemilu guna menjamin pemilu berjalan adil.

 

Namun, pada 2013, Mahkamah Agung menghapus ketentuan kunci dalam VRA. Akibatnya, negara-negara bagian tertentu yang memiliki sejarah diskriminasi ras, tidak lagi diharuskan mendapat izin lebih dulu dari pemerintah federal untuk membuat perubahan sistem pemilu.

 

Negara-negara bagian mulai mengubah aturan, dengan alasan mencegah orang bukan warga Amerika memberikan suara. Tetapi suku Indian dan kelompok minoritas lain mengeluh kebijakan baru itu membuat mereka enggan memberikan suara.

 

Bilik Suara Pemilu Amerika Serikat

ANGGOTA Aliansi Pemilih Suku Asli Amerika menandai kertas suara mereka di sebuah TPS di Albuquerque. AS.

 

Arizona, negara bagian yang paling banyak dihuni Suku Indian, pada 2014 memasukkan lebih dari 500 pemilih terdaftar Suku Navajo dalam "daftar tunda" karena mereka tidak memiliki alamat yang jelas.

 

Klik Juga: Ini Alasan kenapa Suu Kyi tak Bisa Jadi Presiden Myanmar

 

Memang, seperti ditulis jurnal mingguan Nation pada 2012, formulir pendaftaran pemilih Arizona mencakup kotak besar bisa digunakan pemilih Navajo untuk menggambar lokasi rumah mereka guna menentukan di mana mereka memilih.

 

North Dakota, tempat tinggal sekitar lima persen populasi Indian, mengharuskan pemilih menunjukkan KTP yang mencantumkan alamat sekarang. Padahal banyak warga Suku Indian tidak memiliki KTP atau SIM, mereka tidak boleh memberikan suara.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline