Dalam foto yang diambil dengan lensa telefoto, terlihat di pinggiran kota Suruc di perbatasan antara Turki dan Suriah, militan ISIS dengan bendera kelompok ini di sebuah puncak pegunungan di sisi timur Suruc.
(AP)
RIAU ONLINE - Dokumen berisi data 22 ribu anggota kelompok ISIS masih dipertanyakan keasliannya. Para analis mengatakan kepada kantor berita Perancis bahwa dokumen itu mengandung inkonsistensi.
Inkonsistensi yang ditemukan yaitu penggunaan bahasa yang tak biasa dan logo-logo dalam dokumen yang biasanya merupakan tanda pemalsuan.
BACA JUGA : Bocor, 22 Ribu Nama Anggota ISIS Dipegang Jerman
Charlie Winter, peneliti di Georgia State University mengatakan kepada AFP hal tersebut membuatnya waspada. Ia pernah melihat banyak inkonsistensi pada dokumen seperti itu pada masa lalu, dan ternyata dokumen itu memang benar-benar dokumen palsu yang dibuat dengan buruk.
KLIK JUGA : Bocah 4 Tahun Tembak Ibu Kandungnya
Situs oposisi Wuriah Zaman al-Wasl sebagaimana dilansir dari VOAIndonesia juga menyatakan ada ribuan pengulangan di dokumen itu. Namun, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menilai, dokumen-dokumen itu dapat membantu melacak dan memproses hukum anggota ISIS.
Jurubicara Perdana Menteri Inggris David Cameron, hari Kamis mengatakan kepada para wartawan bahwa yang penting sekarang ini adalah pihak berwenang dapat melihat bagaimana informasi tersebut dapat digunakan dalam perang melawan ISIS.
Sebelumnya, media asal Inggris, Sky News melaporkan bahwa dokumen-dokumen yang merinci nama, informasi kontak, tempat asal dan informasi rekrutmen mengenai jihadis ISIS diperoleh badan penyiaran itu dari seorang mantan anggota yang kecewa.
Lelaki, yang mengaku bernama Abu Hamed kepada Sky News itu mengatakan, ia mencuri sebuah memory stick yang memuat dokumen-dokumen dari kepala polisi keamanan internal ISIS.