RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mantan Gubernur Riau, Wan Abubakar, kecewa pengamalan nilai-nilai Pancasila makin terdegradasi oleh zaman. Padahal Pancasila merupakan nilai dasar falsafah negara harus dijaga eksistensinya.
Tergerusnya nilai Pancasila hari ini, tutur Ketua Pimpim Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau ini, disebabkan pendangkalan nilai Pancasila. Pancasila, kata mantan Wakil Gubernur Riau ini, seharusnya diamalkan dalam bentuk moral. Akan tetapi masyarakat mendangkalkan dengan berkutat pada bentuk seremoni serta simbol semata. (Baca Juga: Menurut Wan Abubakar, Begini Cara Menangkal Paham Radikal)
"Masyarakat kita sesungguhnya sudah tak mengerti bagaimana nilai Pancasila sesungguhnya. Pancasila hanya diamalkan dalam sisi seremonialnya semata tanpa pernah menyentuh nilai morilnya yang berada di masyarakat. Akibatnya Pancasila semakin gersang di negara ini," ujar Wan dalam diskusi publik penguatan nilai Pancasila, Selasa (26/1/2016), di Auditorium Ismail Suko Perpustakaan Wilayah Soeman Hs.
Alasan lain, jelasnya, Pancasila kini tergerus zaman, karena kerap berubah-ubahnya sistem dan kurikulum pendidikan diajarkan kepada para pelajar. Dampaknya, semakin tak jelasnya ruh pendidikan karakter yang hendak dicapai pemerintah.
"Pendidikan kita tak pernah menemukan formula tepat sehingga seringkali berubah. Ini indikasi memang kita belum menemukan identitas karakter pendidikan kita. Padahal pendidikan merupakan sebuah faktor utama besar tidaknya sebuah bangsa," jelas politisi Partai Golkar tersebut.
Wan mengatakan, dampak paling nyata yang dapat dilihat dari terdegradasinya Pancasila di kehidupan sosial adalah dari keadaan pemerintahan serta elit politik yang punya pengaruh besar pada kebijakan di negara ini. (Klik Juga: Seperti Ini Karakter Dua Teman Mirna saat Diperiksa)
"Karena sejak awal kita tak pernah tahu jati diri kita mulai dari pendidikan sekolah, akhirnya ketika sudah besar kita tak tahu ideologi apa yang akan kita tumbuh kembangkan. Seperti keadaan pemerintahan hari ini, partai mana yang memang berlandaskan pada sebuah ideologi dan bergerak dari ideologi? Tidak ada yang jelas," pungkas Wan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline