RIAU ONLINE - Beberapa bulan yang lalu, hampir sebagian wilayah Indonesia diselimuti kabut asap tebal akibat ulah tangan-tangan jahil yang seenaknya membakar hutan gambut demi keuntungan sepihak.
Dampak dari asap tebal kemudian bermunculan, mulai dari gangguan kesehatan hingga kerugian ekonomi. Akibat asap, ada 529 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan di sektor ekonomi, kerugian bahkan mencapai angka 200 triliun. Lalu bagaimana pencegahannya? Simak video ilustrasi berikut.
Bendung kanal untuk restorasi gambutLuas gambut Indonesia hanya 0,1% dari total permukaan bumi, namun pengeringan dan kebakaran hutan gambut telah menyumbang 4% dari total emisi global setiap tahunnya. Indonesia telah melampaui emisi gas rumah kaca yang dihasilkan Amerika pada periode yang sama dengan kebakaran hutan yang terakhir.Simak video ilustrasi bagaimana hutan gambut terbakar dan bagaimana pencegahannya karya Movio-Initiative (http://movio-initiative.net) yang berkolaborasi dengan Greenpeace dalam kampanye #kepoitubaik. Sejak 2007, secara konsisten Greenpeace berkampanye melawan kebakaran hutan dan deforestasi dengan menunjukkan langkah cepat pencegahannya dengan membendung kanal-kanal di gambut yang dibuat untuk mengeringkan gambut sehingga mudah terbakar. Langkah lainnya adalah mendesak transparansi pemerintah dengan membuka data dan informasi kehutanan bagi publik. Klik www.kepoitubaik.com
Posted by Greenpeace Indonesia on 25 November 2015
Hutan gambut bisa diselamatkan dengan membuat bendungan kanal pada setiap lahan bekas korporasi. Kemudian lakukan restorasi lahan gambut dengan kembali menanam pepohonan, dengan begitu hutan gambut akan kembali tumbuh.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: Greenpeace Indonesia (Facebook Fanpage)