Harga Minyak Dunia Anjlok, Pemprov Beralih ke Pariwisata untuk Raih Fulus

Pompa-Angguk-Minyak.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pelaksana Tugas Gubernur Riau (Plt Gubri), Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (DBH Migas) Riau, tahun ini semakin anjlok.

 

Kondisi ini terjadi akibat turunnya harga minyak mentah dunia sejak pertengahan tahun 2015 silam. Harga minyak dunia sebelumnya berkisar pada 50 Dolar AS per barel, kini sudah anjlok dan semakin terjun bebas pada nilai 28 Dolar AS per barel. (Baca Juga: Ini Penyebab Harga Minyak Dunia Terpuruk di Harga 30 Dolar AS Per Barel

 

Penurunan harga migas ini membuat Riau beserta provinsi lain yang pendapatan DBH-nya dari migas menjadi paling terdampak.

 

"Turunnya harga minyak mentah dunia tentu akan berdampak pada pendapatan daerah kita dari DBH  migas. Mengatasinya kan kita sudah katakan, akan melakukan peningkatan pendapatan dari sektor lain seperti sektor pariwisata dan BUMD," ungkap Andi Rachman, Selasa (26/1/2016).



 

Mengenai wacana pemutusan hubungan kerja pada pegawai perusahaan migas di Riau, Andi katakan akan melakukan pencegahan supaya hal tersebut sebisa mungkin tak terjadi.

 

"Tadi saya sudah bertemu dengan pimpinan Chevron. Salah satunya saya menanyakan wacana pemutusan hubungan kerja yang akan terjadi. Katanya mereka belum akan melakukan hal tersebut. Mereka hanya akan melakukan efisiensi anggaran operasional sementara ini," jelas Andi kepada wartawan. (Klik Juga: Pejabat Riau Ini Anggap Pengangguran di Sektor Migas bukan Ancaman

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja,Transmigrasi Dan Kependudukan Provinsi Riau, Rasyidin Siregar mengatakan wacana pengurangan pegawai perusahaan migas di Riau tak akan dilakukan pada 2016 ini.

 

Alasannya, wacana tersebut hanya akan dilakukan ketika keadaan sudah dianggap sangat genting saja. Saat ini, situasi seperti itu belum genting dan mendesak. 

"Pengurangan pegawai migas itu kan kita lakukan jika keadaan sudah sangat darurat. Itu bagian dari strategi kita saja kalau sudah tak bisa ditutupi lagi. Sementara ini masih bisa kendlikan kok," ujar Rasyidin kepada RIAUONLINE.CO.ID, Selasa (26/1/2016).



Strategi mengatasi jatuhnya harga minyak mentah dunia, tuturnya, dengan cara efisiensi pada operasional pegawai perusahaan migas serta pengurangan sub kontrak saja. (Lihat Juga: Ribuan Buruh Migas di Riau Terancam Menganggur

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline