RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Firdaus mengatakan pihaknya akan berusaha menggenjot produksi peternakan sapi dan kerbau di Provinsi Riau. Produktifitas ini akan ditingkatkan mengingat rendahnya pasokan daging sapi dari lokal sehingga memaksa pasokan harus disokong dari sapi impor.
"Selama ini kita masih tergantung sekali dengan sapi impor dari Australia. Kebutuhan masyarakat kita selama ini lebih banyak dipasok dari luar negeri. Ini sebabnya kita akan mengupayakan dan meminta kepada para peternak sapi untuk memperbesar produksi ternak sapi mereka untuk memenuhi kebutuhan daging kita," ungkap Firdaus,Selasa (12/1/2016).
Selama ini produksi daging sapi lokal mayoritas di pasok dari Sumatera Barat. Namun karena jumlahnya yang masih sangat terbatas dan sedikit, ini membuat harga daging lokal jauh lebih mahal ketimbang harga daging impor asal Australia. (Baca Juga: Mc Donalds Diberi Waktu Urus Sertifikat Halal)
Dampak harga yang lebih tinggi tersebut membuat daging sapi asal Sumatera Barat tidak laku jual. Masyarakat lebih memilih membeli daging impor yang harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat Riau umumnya. "Masyarakat kita kan kecenderungannya akan lebih memilih produk atau barang yang harganya lebih murah ketimbang barang dengan harga yang mahal. Walaupun itu terkadang kualitasnya berbeda," ungkap Firdaus.
Salah seorang pedagang daging di Pasar Sukaramai mengatakan untuk kualitas, daging lokal jauh lebih baik kualitasnya ketimbang daging impor asal Austalia. Daging impor kandungan lemaknya jauh lebih banyak ketimbang daging lokal yang lebih baik seratnya.
"Kalau serat sih beda tipis, walaupun memang lebih baik serat daging lokal. Tapi kalau tak pandai lihat daging itu sama saja memang. Yang paling kelihatan jauh mencolok perbedaannya itu ada di kandungan lemaknya yang jauh lebih banyak di daging impor. Masyarakat kita ini cenderung tak mau kalau beli daging itu dikasih dengan lemaknya, tapi mereka lebih memilih daging impor ketimbang lokal yang jauh lebih sedikit lemaknya," tandas Andi, pedagang daging asal Kulim tersebut.
Lanjut Firdaus, jika pasokan daging lokal sudah seimbang jumlahnya dengan daging impor, itu akan mendorong keseimbangan harga antara kedua jenis daging tersebut. "Kalau jumlah di pasaran sudah seimbang antara daging impor dan lokal, dengan sendirinya harga daging lokal yang jauh lebih tinggi bisa menyesuaikan dengan harga normal daging impor. Karena hukum pasar, jika lebih banyak barang ketimbang permintaan itu akan berdampak apada menurunnya harga," tutup Firdaus.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline