RIAUONLINE - Data dari International diabetes Federation menyebutkan bahwa pada 2030 akan ada 11,8 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes. Angka itu naik hampir dua kali lipat dari angka 7,6 juta jiwa yang tercatat pada 2013 lalu.
diabetes atau kencing manis atau diabetes mellitus merupakan kelainan sistem insulin karena berlebihnya kadar glukosa di dalam darah. Orang seringkali mengabaikan faktor risiko ini dalam dirinya. (KLIK: Normalkah Keluar Mani, Walau tak Terangsang?)
Dilansir dari Kompas.com, berikut tiga ciri yang sering dianggap tak penting tapi sangat memicu diabetes dan perlu diperhatikan serius. Simak berikut ini:
1. Sering buang air kecil
Salah satu ciri gejala diabetes yang perlu diperhatikan adalah aktivitas poliuri atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi di malam hari. Hal tersebut disebabkan oleh kadar gula yang melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl, kemudian gula akan keluar bersama urine.
Guna menjaga agar urine yang mengandung gula keluar, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume urine keluar banyak. Aktivitas tersebut terbilang akan sangat sering terjadi, bahkan bisa mengganggu tidur di malam hari.
2. Cepat lapar
Poliphagia adalah kondisi seseorang mengalami rasa lapar berlebihan. Penyebabnya adalah kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah sehingga tubuh kehabisan energi. (LIHAT: Ini Manfaat Luar Biasa Si Buah Salak)
Pada waktu bersamaan, otak akan mengira kekurangan energi tersebut karena kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar.
Sementara itu, kadar gula darah yang tinggi sesudah makan dapat memicu timbulnya komplikasi makrovaskuler (gangguan jantung dan pembuluh darah). Banyak penyandang diabetes meninggal karena komplikasi jantung dan pembuluh darah.
3. Sering merasa haus
Satu dari ciri utama diabetes adalah Polidipsi atau sering kali merasa haus. Perasaan dehidrasi ini membuat orang ingin minum sebanyak-banyaknya yang kemudian berdampak pada banyaknya urine yang keluar.
Selain itu, sering merasa haus membuat orang ingin selalu minum yang dingin, manis, segar, dan banyak. Padahal, minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi. (LIHAT: Waspadalah, Rokok Bisa Jadi Pemicu Diabetes)
Lakukan tes berkala
Pada dasarnya, bila diabetes bisa didiagnosis sejak dini, kesempatan mengendalikan gula darah akan lebih baik sehingga komplikasi dapat dihindari.
Untuk mencegahnya, Anda perlu mendeteksi kadar gula darah secara berkala. Hal itu sangat penting agar penanganan diabetes dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Pendeteksian terhadap diabetes, yang utama, memang dari hasil pemeriksaan gula darah. Kadar gula darah setelah Puasa di atas 126 dan gula darah dengan pemeriksaan sewaktu-waktu di atas 200 masuk kategori diabetes.
Saat ini, seiring perkembangan teknologi, pemeriksaan kadar gula darah sudah bisa dilakukan secara mandiri. Anda bisa melakukan tes sederhana menggunakan alat uji gula darah mandiri, seperti OneTouch Ultra 2 misalnya.
Perangkat seperti ini dapat memberikan informasi kadar gula dalam darah yang diperiksa. Selain didukung dengan layar besar, alat ini mampu menyimpan memori hasil pengecekan gula darah hingga 500 kali dan dapat diunduh untuk dikonsultasikan kepada dokter.
Faktanya, gejala seseorang yang mengalami gula darah tinggi atau hiperglikemia bisa jadi dirasakan. Namun, justru banyak pula pasien diabetes melaporkan mereka tidak menyadari sama sekali.
Untuk itulah, jika tidak diukur dan melakukan tes berkala, kondisi hiperglikemia ekstrim berpotensi menimbulkan ketoasidosis yang bisa mengakibatkan koma pada pasien.