Laporan: SAAN
RIAUONLINE, PEKANBARU - Hackathon Merdeka 2.0 untuk regional Pekanbaru diikuti 36 orang yang tersebar pada 14 tim. Lomba ini ini diadakan serentak di 28 kota. Peserta berasal dari praktisi, mahasiswa hingga pekerja, di Lantai II kantor Telkom Riau Daratan, Jalan Sudirman, Pekanbaru.
Salah satu tim peserta lomba hackathon Merdeka 2.0 bercerita kepada RIAUONLINE.CO.ID soal aplikasi Akte kelahiran. Andre bersama Timnya merupakan peserta dari kalangan mahasiswa. Menurut Andre timnya siap bersaing dengan 14 tim lainnya dengan menampilkan karya aplikasi Akte Kelahiran.
Cara kerja aplikasi ini kata Andre, menghemat proses kerja dan waktu masyarakat dalam pengurusan akte kelahiran. " Lebih mudah dalam hal administrasi," ujar Andre.
Bukan hanya efisien aplikasi ini juga menghemat penggunaan kertas, begitu juga memperkecil identitas bayi yg tidak punya orang tua. "Aplikasi ini juga mengetahui identitas orang tua bayi, " tambah Andre. (BACA: Peserta Hackathon Merdeka 2.0 Siap-siap Begadang)
Sebab lanjut dia, pihak rumah sakit dapat langsung terkoneksi dengan Pemerintah dalam hal ini dinas pencatatan Sipil.
"Aplikasi ini terinpirasi dari kisah dosen saya saat membuat akte kelahiran anaknya," jelasnya.
Hackathon Merdeka 2.0 diselenggarakan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 24-25 0ktober 2015. Untuk peserta hackathon ini berasal dari banyak kalangan. Mulai dari mahasiswa dan masyarakat.
Team Leader Hackathon Riau Raya, Hisam Setiawan mengatakan, kegiatan ini bentuk pemanfaatan teknologi informasi guna memecahkan permasalahan bangsa. "Ini adalah kesempatan masyarakat untuk ikut serta mengawal jalannya pemerintahan dan ikut menyelesaikan permasalahan bangsa,"
Tema hackathon kali ini adalah masalah kependudukan yang dapat mengambil sasaran masalah seperti KTP, BPJS, Akta Kelahiran, Warga Miskin/Dhuafa, anak putus sekolah, anak berprestasi/berpotensi, antrian rumah sakit, pencarian kerja dan pengangguran.