PARA siswa SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru memakai masker saat proses belajar-mengajar berlangsung, Senin (27/7/2015), pada hari pertama masuk kerja usai libur Idul Fitri.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Suka atau tidak suka, anak-anak harus tetap sekolah. Mereka libur, tapi mereka tetap berkeliaran di luar saat asap tebal menyelimuti Riau.
Demikian dikatakan Tokoh Pendidikan Riau, Soemardhi Taher menyikapi perlu tidaknya sekolah diliburkan saat asap akibat kebakarn hutan dan lahan. "Suka atau tidak suka, saya setuju anak-anak kita bersekolah. Mereka libur, tapi mereka berkeliaran di luar saat asap tebal menyelimuti Riau," kata mantan Anggota DPD RI ini pada Diskusi Publik Tersebab Asap Antara Libur ataukah Sekolah diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, dengan Riau Pos, Kamis (1/10/2015), di Ruang Kaliandra.
Soemardhi mendesak kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk menyatakan tegas, sekolah atau diliburkan. Pasalnya, itu risiko seorang pemimpin yang harus diambil. (BACA JUGA: P2TP2A Sesalkan Pemerintah Lambat Hadir Tangani Asap)
"Asap ini memang sangat berbahaya. Otak anak bisa kerdil, kecil," kata mantan Sekjen PGRI Pusat ini.
Hal senada disampaikan Ketua Perlindungan Anak Perwakilan Komnas HAM Riau, Ester. Menurutnya, anak harus sekolah dan mereka berhak mendapatkan pendidikan.
Namun, sekolah juga harus menyiapkan perangkat lainnya agar anak-anak nyaman belajar selama asap berbahaya menyelimuti Riau. (KLIK: Karena Asap, Hari Efektif Sekolah Harus Ditinjau)
"Saya setuju anak didik harus bersekolah. Namun ada tanggung jawab sekolah dan pemerintah membuat mereka aman dan nyaman," kata Ester.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline