RIAU ONLINE, SUMBAR - Mak Itam merupakan Lokomotif Uap seri 1060 dari generasi lokomotif uap buatan Jerman pada masa akhir kejayaannya, yakni 1965-1966.
Kala masih beroperasi, Mak Itam mengangkut batu bara terbaik dari Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar). Lokomotif ini mampu menaiki jalur rel menanjak yang ditopang dengan gerigi khusus.
Pada 1992, Mak Itam tidak lagi dioperasikan seiring tutupnya perusahaan Batubara Ombilin. Pada 1996, Mak Itam pun dibawa ke Ambarawa, sebagaimana dilansir dari kumparan, Minggu, 12 Februari 2023.
Kini, Mak Itam melayani wisatawan dengan rute Stasiun Kereta Api Sawahlunto di Kampung Teleng atau Pusat Kota menuju Stasiun Kereta Api di Muarokalaban.
Kendati begitu, usia memang tak bisa dibohongi. Mak Itam tidak muda lagi dan hanya bisa tertidur panjang di kandangnya yang menjadi Museum Kereta Api.
Pada 2015, Mak Itam mengalami kerusakan. Suku cadangnya sulit dicari dan harganya mahal. PT KAI akhirnya mengakali untuk mengganti suku cadang Mak Itam dengan membuatnya sendiri di bengkel bubut. Tapi upaya itu tidak juga mampu membangkitkan Mak Itam untuk bisa berjalan jauh.
PT KAI bahkan mendatangkan Tim Ahli Perbaikan Lokomotif Uap dari Museum Kereta Api Ambarawa untuk dapat menangani kerusakan pada lokomotif bersejarah tersebut.
Dengan koordinasi serta komunikasi, KAI berhasil menyelesaikan perbaikan ini lebih awal dari target semula di Januari 2023 dalam rangka pengoperasian kembali Mak Itam pada 20 Desember 2022.
Pengoperasian kembali Mak Itam terlaksana setelah melalui kolaborasi antar BUMN yakni KAI, Bifarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia. Selain itu, ada pula peran Injournet sebagai Ketua Project Management Office BUMN untuk Pariwisata Sumbar. Pengoperasian KA Wisata ini sebagai upaya untuk meningkatkan pariwisata di Sumbar, khususnya Sawahlunto.