RIAU ONLINE, PEKANBARU – Menyaksikan prosesi pembuatan jalur atau perahu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tengah melancong ke Kuantan Singingi. Setiap ritual yang dilakukan sarat dengan makna filosofis.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, Fahmizal, pengerjaan sebuah jalur biasanya dilakukan secara massal oleh sebuah kelompok masyarakat. "Di Kuantan Singingi ini, ada ritual-ritual tertentu yang dilakukan masyarakat. Ritual tersebut memiliki nilai-nilai luhur budaya atau sarat dengan makna filosofis," katanya.
(Baca Juga: Maelo Jalur Jadi Ajang Cari Jodoh)
Misalnya, ada semangat kebersamaan serta jiwa gotong royong yang sudah dimulai dari mencari dan menentukan pohon kayu di rimba yang akan dijadikan jalur. "Biasanya jenis kayu yang dicari itu jenis kayu Kure dan Banio untuk dijadikan jalur. Selain tahan lama, jenis kayu ini ringan, lurus dan panjang, sehingga bisa diisi sampai 60 pendayung," terang Fahmizal.
Saat menebang kayu, prosesi ritual mistik oleh sang pawang mulai dilakukan agar pohon yang ditebang terhindar dari roh jahat. Biasanya untuk membuat sebuah jalur, dibutuhkan setidaknya 5 orang ahli jalur. Dan umumnya pembuatan bisa memakan waktu hingga 2 bulan. Sedangkan untuk biaya prosesi pembuatan jalur, sepenuhnya berasal dari dana swadaya masyarakat sendiri.
Usai dipahat dan diukir oleh para tukang jalur, prosesi dilanjutkan dengan Maelo Jalur (menarik jalur) dari rimba atau hutan menuju kampung menggunakan seutas tali panjang dan besar. Dalam prosesi ini, segenap kawula muda, baik yang masih bujang maupun dara hanyut dalam riuhnya suasana. Saat maelo jalur inilah muda dan mudi saling berkenalan dan akrab.
(Klik Juga: Jalur Dulunya Dipakai Para Bangsawan)
Biasanya benih-benih cinta di antara mereka mulai tumbuh ketika maelo jalur dilakukan. Dan menjadi semakin dekat hingga jalur dipanaskan oleh kobaran api upacara ketika membakar jalur. Upacara membakar jalur tersebut dilakukan semalam suntuk dengan sejumlah rangkaian acara budaya seperti berarak dan merandai dengan hidangan makanan kampung yang disajikan ibu-ibu di kampung tersebut.
Di perlombaan pacu jalur, masing-masing kampung dan kaum akan menunjuk tiga orang yang akan menjadi penentu dalam kemenangan. Dengan mengenakan pakaian kebesaran adat, mereka diberi nama si tukang Onjai,
Timbaruang dan Tukang Luan. Mereka bertugas mengayuh spirit dan semangat pendayung untuk mendayung lebih cepat.
Helat Festival Jalur pada tahun ini dibuka mulai hari ini (20/8/2015) hingga pada Minggu (24/8/2105) mendatang. "Helat ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Pemerintah Provisi Riau dan Pemkab Kuantan Singingi ini. Saat ini telah menjadi salah satu destinasi pariwisata Riau yang mampu menyedot wisatawan lokal, nasional hingga mancanegara," pungkas fahmizal.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline