Kemeriahan Petang Megang di Sungai Siak

Petang-Megang.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Jika masyarakat Kabupaten Kampar berduyun-duyun melaksanakan ritual Balimau Kasai ke Sungai Kampar, maka warga Pekanbaru melakukan hal serupa menyambut masuknya bulan Ramadan. 

 

Di Pekanbaru dikenal dengan nama Petang Megang. Uniknya, Pemerintah Kota Pekanbaru melepas puluhan hingga ratusan bebek ke Sungai Siak dan ini diperebutkan oleh warga yang mandi di sana. 

 

Diawali berziarah ke makam Sultan Siak bernama Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, atau lazim dikenal dengan Marhum Pekan. Petang Megang berasal dari kata Petang bermakna sore hari, sesuai waktu dilaksanakannya tradisi ini.

 

Sedangkan Megang dimaknai memegang sesuatu, atau memulai sesuatu. Dalam konteks ini dimaknai memulai sesuatu dengan baik dan suci, berpuasa. 

 

Tradisi ini sempat hilang pada 1970-an. Hilangnya tradisi ini tidak lepas dari keadaan Sungai Siak saat itu sangat kotor dan tercemar limbah. Masyarakat enggan untuk mandi dan membersihkan diri di sungai yang membekah Kota Pekanbaru tersebut.



 

Namun pada 1997, tradisi ini dihidupkan kembali oleh tokoh masyarakat Siak. Pada 2001, Pemerintah Kota pekanbaru menjadikan tradisi ini sebagai acara tahunan, yang menarik perhatian banyak wisatawan.

 

Tradisi Petang Megang tak hanya menjadi tontonan yang bersifat hiburan belaka, di dalamnya tersimpan makna filosfi yang sangat dalam tentang arti penting menyucikan diri dalam menyambut Ramadan. RIAUONLINE.CO.ID merekam Petang Megang tersebut dan menyajikan foto-fotonya ke pembaca setia kami. 

 

Petang Megang Pekanbaru1

 

Petang Megang Pekanbaru2

 

Petang Megang Pekanbaru3

 

Petang Megang Pekanbaru4

 

Petang Megang Pekanbaru5