Petani di Siak Ngaku Terima Uang untuk Pilih Salah Satu Paslon di PSU

Cerita-Ketua-TPS-3-Jayapura-Tak-Menyangka-Bakal-PSU-Hingga-Dihujat-Warganet.jpg
(Hendra Dedafta/Riau Online)

RIAU ONLINE, SIAK - Seorang petani di Kampung Jayapura, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak mengaku menerima uang sebesar Rp16 juta untuk memilih salah satu paslon saat PSU mendatang. 

Petani yang enggan disebut namanya tersebut mengaku namanya masuk DPT TPS 3 Jayapura, tempat akan dilaksanakan PSU Pilkada Siak. Menurutnya, uang yang diterimanya untuk dibagikan kepada 32 orang yang namanya masuk DPT TPS 3 Jayapura.

Salah seorang rekan petani mengingatkannya agar tidak terjebak, sehingga dirinya memilih mundur dan mengembalikan sisa uang kepada penyalur.

“Pada waktu ngambil uang pakai kwitansi, pas saya mengembalikan sisa tidak ada pakai kwitansi,” ujarnya, Kamis 6 Maret 2025.

Uang sebanyak Rp16 juta itu ia terima dari seorang penyalur untuk Jayapura. Penyalur menerima  uang dari seorang bernama Juprizal. 

“Saya terima uang ini pada hari Sabtu, 1 Maret 2024 atau pada hari puasa pertama,” kata petani itu.


Saat menerima uang itu, ia disuruh membagikan Rp500 ribu per orang untuk 32 orang. Nama-nama orang yang akan menerima juga diberikan kepadanya. 

“Saya disuruh bilang ke orang yang saya kasih uang pilih 03, jadi saya sampaikan ke orang yang saya beri uang seperti itu,” katanya.

Petani ini pun telah menyalurkan uang yang dipegangnya kepada warga. Sebanyak 8 orang di antaranya tidak mempunyai hak pilih di TPS 3 Jayapura. 

“Saya salah sasaran, karena siapa ketemu waktu itu saya kasih saja, yang penting cepat selesai,” ujarnya. 

Meskipun ia salah sasaran untuk 8 orang namun  tepat sasaran untuk 13 orang. Petani ini sudah menyerahkan uang kepada 21 orang. 

“Sisanya Rp5,5 juta saya kembalikan ke penyalur, saya tak usah sebut namanya. Katanya tidak apa-apa pas saya mundur diri, karena ini sudah tidak benar takut saya terjebak,” ujarnya. 

Petani ini mengaku tidak mengerti politik. Ia hanya dimintai tolong untuk menyalurkan uang saja kepada warga. Sehari-hari ia bekerja di sawah. 

“Penyalur ini teman saya dan ia paham politik. Saya ikut awalnya karena saya anggap tidak akan ada masalah, setelah diingatkan kawan saya yang lain saya jadi takut, karena saya tidak biasa bohong,” katanya.

Petani ini juga mengaku kalau uang itu hanya untuk memenangkan 03. Sedangkan untuk 02 atau 01 ia justru tidak mengetahuinya. 

“Calon lain tidak tahu, yang ini saja rasanya saya sudah ketakutan betul, saya tidak mau lagi,” imbuhnya.