
Tangkapan layar video yang menyebut bahwa seorang pasien gawat darurat ditolak Puskesmas Dayun karena tidak bawa KTP diunggah oleh akun media X @Jh** it**s-18, Senin 10 Februari 2025.
(Tangkapan Layar)
RIAU ONLINE, SIAK – Kepala Puskesmas Dayun, dr. Nurmala Sari, menyatakan komitmennya untuk memberikan perawatan hingga pasien sembuh total. Hal ini disampaikannya setelah video seorang ibu yang ditolak berobat karena tidak membawa KTP viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan seorang ibu kesakitan setelah permintaannya untuk mendapatkan perawatan di Puskesmas Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Riau, ditolak oleh petugas medis.
Video yang diunggah oleh akun media sosial X @Jhits-18 pada Senin, 10 Februari 2025, langsung mendapat sorotan netizen. Banyak yang mengkritik sikap petugas medis yang dianggap kurang humanis terhadap pasien yang tengah membutuhkan pertolongan.
Saat dikonfirmasi oleh media, dr. Nurmala Sari awalnya menegaskan bahwa peristiwa tersebut tidak terjadi di Puskesmas Dayun. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menolak pasien hanya karena masalah administratif.
"Kami tidak pernah menolak pasien, apalagi hanya persoalan administratif," tegasnya.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut ke petugas medis yang bertugas saat itu, dr. Nurmala Sari mengakui bahwa peristiwa tersebut memang terjadi. Ia menyebutkan hanya miskomunikasi antara petugas dan pasien.
"Setelah menanyakan langsung kepada petugas medis ternyata ibu itu ada datang untuk berobat, namun karena hanya ada satu petugas medis dan sedang menangani pasien lain di UGD ibu itu jadi menunggu lama tanpa diberitahu sebelumnya," paparnya.
Menurut dr. Nurmala, kejadian ini bukanlah penolakan, melainkan sebuah ketidakpahaman antara pasien dan petugas.
Petugas yang sedang sibuk dengan pasien lain tidak memberi informasi kepada ibu tersebut untuk menunggu, sehingga ibu tersebut merasa kecewa dan akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Kami mengakui bahwa ada kekurangan dalam komunikasi. Petugas tidak memberitahu pasien untuk menunggu, karena sedang melayani pasien lain. Ini menyebabkan pasien merasa ditolak," tambahnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak Puskesmas Dayun berkomitmen untuk memberikan perawatan kepada pasien hingga sembuh. Jika diperlukan, pasien juga akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk perawatan lebih lanjut.
"Kami akan terus mengobati pasien hingga sembuh. Jika perlu, kami akan memberikan rujukan," ujarnya.