RIAU ONLINE, SIAK-Sepanjang tahun 2023 di Kabupaten Siak, tercatat 755 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan enam Hewan Penular Rabies (HPR) di antaranya dinyatakan Positif Rabies. Siak, Kamis 11 Januari 2024.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Siak. Dari bulan Januari hingga Desember 2023, kasus terbanyak berada di Kecamatan Kandis, Minas, dan Dayun.
"Ya, dari kasus GHPR di 14 Kecamatan, data terbanyak ada di Kecamatan Kandis, dan terkecil di Kecamatan Pusako," terang kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dinas kesehatan Kabupaten Siak, Syarippudin.
Syarip, mengungkapkan rincianya berikut. Di Kecamatan Kandis ada 216 kasus, Minas 114 kasus, Dayun 82 kasus, Tualang 79 kasus, Lubuk Dalam 56 kasus, Siak 45 kasus, Bungaraya 34 kasus, Kerinci Kanan 32 kasus, Mempura 29 Kasus, Koto Gasib 23 Kasus, Sabak Auh 19 kasus, Sungai Mandau dan Sungai Apit, masing-masing 9 kasus, dan Pusako ada 2 kasus.
Sementara itu, untuk HPR yang menjadi penyumbang kasus terbanyak adalah anjing, yaitu sebanyak 473 kasus, kemudian Kucing ada 250 kasus, Monyet 21 kasus dan HPR lainnya sebanyak 5 kasus.
"Dari banyaknya kasus, hanya Anjing yang ditemukan positif rabies, jumlahnya ada 6 ekor," terangnya.
Kasus positif ditemukan di 2 Kecamatan, yaitu Tualang 4 kasus dan 2 lagi di Lubuk Dalam. Korban mendapatkan penanganan kesehatan di wilayahnya masing-masing.
Syarip menjelaskan, meski ada ratusan korban gigitan, namun dengan penanganan yang tepat dan cepat, korban jiwa bisa dicegah, salah satunya dengan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada korban Gigitan HPR.
VAR ini nantinya akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat menghambat dan mencegah penyebaran Virus Rabies di dalam tubuh.
Berikut data Korban yang mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) Per Januari - Desember 2023, Korban yang mendapatkan VAR dihari pertama ada 633 orang, VAR ke 2 dihari ke 7 ada 426 orang, VAR ke 3 di hari ke 21 ada 282 orang.
"Hampir setiap Kasus gigitan kita berikan VAR, tapi tidak semua kasus GHPR mendapatkan Var Lengkap, hanya yang berpotensi rabies yang mendapatkannya, kita lihat bagaimana lukanya, penyebab korban sampai digigit, riwayat HPR apakah ada tanda - tanda Rabies dan sebagainya," ujarnya.
Mengenai stok VAR, Syarif menjelaskan disetiap Puskesmas stoknya selalu ada, dan untuk menjamin ketersediaannya dia rutin berkomunikasi dengan setiap puskesmas, dan memastikan VAR tidak kosong.
"Ya kita atur, karna akhir pekan gudang tutup, kita sarankan puskesmas yang stoknya menipis harus segera mengambil sebelum akhir pekan, jadi tidak akan kosong, kecuali kalau kasusnya melebihi stok yang ada," katanya.
Dengan banyaknya kasus GHPR di Kabupaten Siak, Syarip meminta kepada Masyarakat yang dilingkungannya banyak HPR untuk ekstra hati-hati, sebab jika sampai terinveksi Virus Rabies, bisa membahayakan keselamatan korban.
"Waspadai tanda tandanya, segera bawa ke Puskesmas terdekat jika sampai digigit HPR, jangan anggap sepele, jangan sampai ada korban jiwa," tutupnya.