RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah dan beras berimbas pada kenaikan angka inflasi di Provinsi Riau.
Plh Sekda Riau, Indra mengatakan, berdasarkan perhitungan year on year (YOY), angka inflasi mencapai 1,76 persen hingga 2,86 persen pada Februari 2024. Meskipun masih dibawah angka 3 persen yang menunjukkan belum melampaui batas wajar, namun resiko kenaikan inflasi diprediksi masih akan terjadi apabila kenaikan harga komoditas terus menanjak.
"Karena memasuki bulan Ramadhan, terjadi kenaikan harga cabai dan beras. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga inflasi Riau agar tetap terkendali dalam target kisarannya," ujarnya.
Menurutnya, Pemprov Riau sudah melakukan sejumlah agenda untuk menekan angka inflasi.
Dijelaskannya, inflasi Riau yang faktor utamanya adalah kenaikan beras dan cabai diakibatkan terganggunya proses panen kedua komoditas tersebut. Pasalnya, cuaca di sejumlah daerah penghasil yang tidak menentu sehingga hasil panen tidak maksimal.
"Cuaca yang mengganggu distribusi pangan. Selain itu, juga dihadapi tantangan untuk menjamin kecukupan pasokan dan stabilisasi harga saat menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri, dimana kebutuhan masyarakat meningkat," jelasnya.
Oleh karenanya, agenda Pemprov Riau untuk mengantisipasi kasus inflasi ini mencakup langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang. Rencana ini melibatkan kebijakan moneter, fiskal, dan struktural yang dirancang untuk meredam tekanan inflasi dan memperkuat stabilitas harga.
"Langkah cepat kita adalah mengadakan operasi pasar murah secara konsisten. Kita sudah menggelar 67 kali kegiatan ini di kabupaten/kota," jelasnya.
Sementara itu, menurutnya capaian perekonomian dan fiskal yang kuat serta inflasi terkendali tidak terlepas dari sinergi yang dibangun pemerintah bersama mitra strategis di daerah. Sinergi dengan instansi dan lembaga vertikal telah dilakukan dalam beragam aspek sehingga upaya pengendalian inflasi dilakukan melalui koridor TPID secara intens.
"Kita juga berkoordinasi bersama TPID, sinergi dan kolaborasi dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program strategis, seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), komitmen kerja sama antara daerah, kegiatan pasar murah, inspeksi pasar dan beragam kegiatan lainnya. Koordinasi yang efektif juga dilakukan secara berkesinambungan melalui pelaksanaan rapat koordinasi yang dilakukan mingguan," pungkasnya.