RIAU ONLINE, PEKANBARU-Banjir yang terjadi di Pelalawan dimanfaatkan sejumlah oknum untuk meraih cuan. Mereka mewajibkan kendaraan untuk membayar sejumlah tertentu agar bisa lewat melalui jalur alternatif dengan mengatasnamakan warga kampung.
Saat melewati jalur alternatif di Desa Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, pengendara roda empat mendapati adanya Pungutan liar (Pungli) di daerah tersebut.
Jumlah yang diminta warga setempat beragam kepada para pengendara yang melintasi Jalur alternatif.
Bahkan seorang pengemudi truk, sampai turun dari mobil melihat daftar biaya kendaraan yang harus dibayar saat melintasi Desa Kusuma.
"Lapor Pak Kapolsek, ini katanya bukan jalan pemerintah, tapi jalan kampung sini, jadi kami dikenakan biaya melewati daerah Kampung Desa Kusuma. Jadi Kami disini dikenakan biaya 50 ribu 1 mobil , tolong dibantu Pak," ujar salah seorang pengendara mobil dalam video medsos Instagram @kabarpekanbaru, Sabtu, 6 Januari 2024.
Pungli tak hanya terjadi di Desa Kusuma, Pangkalan Kuras. Jalur Lintas Timur Pangkalan Kerinci KM 76-83 juga ada pungli.
Kendaraan kecil yang tidak diperbolehkan melintas jalan yang tergenang banjir harus merogoh kocek hingga Rp 1 juga agar kendaraan bisa melewati hadangan banjir.
Mahalnya biaya tersebut sangat membebani pengemudi minibus, namun terpaksa dibayar dengan harapan mereka sampai tujuan tanpa harus memutar balik atau bahkan tidak boleh melintas.
"Saya harus bayar Rp 1,3 juta kepada pengemudi truk membantu mobil melintas hadangan banjir di Pangkalan Kerinci," ujar Pengemudi Mobil, Rizal.
Hal tersebut kata Rizal, sangat membebani karena biayanya sangat mahal. Namun dirinya terpaksa membayar agar bisa . lewati hadangan banjir dan sampai ke daerah tujuan.
"Saya dari Riau hendak ke Jambi melewati Jalur Lintas Timur, tapi karena banjir dan mobil saya kecil, terpaksalah menggunakan jasa mobil besar untuk dapat melintas," pungkasnya.
Hingga Sabtu malam, macet panjang hingga 8 Kilometer terjadi di Jalur Lintas Timur. Ratusan kendaraan kadang berhenti di tengah genangan air dan luapan Sungai Kampar.