RIAU ONLINE, PEKANBARU-Petani sawit di Riau saat ini merasakan akibat turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Para petani sawit merugi, terutama dalam modal dan perawatan kelapa sawit saat ini yang serba mahal.
"Karena pupuk buat sawit dan bahan pokok standar ya mahal semua jadi kalau harga sawit turun, masyarakat petani sawit merasa rugi terhadap modal membangun lahan sawitnya," ungkap petani sawit yang berada di daerah Tapung, Wahyu, Kamis 2 November 2023.
Berdasarkan data harga Tandan Buah Segar (TBS) yang didata oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau pada Mitra Swadaya dan Plasma di Provinsi Riau mengalami penurunan pada periode 1 - 7 November 2023.
Penurunan harga tertinggi berada di kelompok umur 9 tahun sebesar Rp 19,52/kg atau mencapai 0,79% dari harga minggu lalu. Petani pun harus dirasakan para petani hingga sepekan mendatang.
"Karena sebagian besar masyarakat disini matapencahariannya bergantung pada sawit, jadi kalau harga sawit turun, maka terganggu perekonomian masyarakat," keluh Wahyu.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penyebab turunnya harga sawit akibat harga penjualan Crude Palm Oil (CPO) dan kernel dari kedua mitra tersebut turut mengalami penurunan.
Saat ini pada mitra Swadaya harga penjualan CPO minggu ini turun sebesar Rp 113,96/kg. Namun harga penjualan kernel justru malah naik sebesar Rp 61,93/kg dari minggu lalu.
Sedangkan pada mitra Plasma harga penjualan CPO minggu ini turun sebesar Rp 163,72 dan kernel minggu ini turun sebesar Rp 616,20 dari minggu lalu.
Wahyu menjelaskan, walaupun harga TBS sawit saat ini mengalami penurunan, para pengusaha sawit yang ada di Riau tidak membeli sawit masyarakat dengan harga yang terlalu rendah. Mereka menyadari hal tersebut akan memengaruhi perekonomian masyarakat.
Selanjutnya, ia juga berharap ada upaya lebih lanjut yang dilakukan para stakeholder dan pemerintah setempat agar para petani dan pengusaha sawit setidaknya juga mendapatkan untung, walau di tengah bahan standar pokok yang serba naik saat ini.
"Harapannya sama sama dapat untung lah antara kedua pihak apalagi para petani sawit khususnya" tutupnya.
Artikel ini ditulis Anggi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE