Naiknya Harga Kebutuhan Pokok Picu Inflasi di Riau

BPS-Riau2.jpg
(YouTube)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat memicu terjadinya inflasi di Riau. Dari hasil pematauan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2023, 3 kota di Provinsi Riau mengalami inflasi year on year Juni 2022 - Juni 2023 sebesar 1,96 persen dan secara month to month terjadi inflasi sebesar 0,43 persen.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi mengatakan komoditas yang memberikan andil sumbangan inflasi antara lain: bensin, beras, ayam hidup, daging ayam ras, bakso siap santap, kentang, bawang putih, rokok kretek filter, mobil, dan kontrak rumah.

"Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi y-on-y yaitu Kota Pekanbaru sebesar 1,83 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,37 persen. Kota Dumai sebesar 2,86 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,72 persen dan Kota Tembilahan sebesar 1,22 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,40 persen," ujarnya, Selasa 1 Agustus 2023.

Dirincikannya, Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 13,67 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,78 persen.

Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,27 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,84 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,82 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,98 persen.



Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,95 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,40 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga
sebesar 0,39 persen.

Sedangkan hanya dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,58 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,63 persen.

"Jika dilihat secara month to month juga terjadi inflasi dimana beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, antara lain: cabai merah, angkutan udara, mobil, kentang, bawang merah, tomat, dan lain-lain," jelasnya

 

Sementara itu, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi y-on-y dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 3,23 persen, diikuti oleh Kota Pematang Siantar sebesar 3,17 persen dan Kota Sibolga sebesar 3,14 persen. Sedangkan inflasi y-on-y terendah terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 0,50 persen.