RIAU ONLINE, PEKANBARU-Pemerintah Indonesia menaikkan target pengurangan emisi secara mandiri dari 29 persen menjadi 31,89 persen pada 2030.
Mengikuti itu, PT Riau Andalan Pulp and Paper [RAPP) yang merupakan produsen kertas "PaperOne" membeli dua unit pertama bus listrik tipe MD 12E normal floor (NF) dari Mobil Anak Bangsa (MAB) pada Agustus 2021.
Pada Januari 2023, RAPP kembali menambah empat bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF) sarana transportasi rendah karbon di lingkungan operasional pabrik yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Bus listrik RAPP telah melewati serangkaian factory acceptance test guna memastikan produksi bus listrik MAB tipe MD 12E NF telah sesuai dari sisi kualitas.
Setiap unit bus listrik MD 12E juga telah dinyatakan lulus uji berkala oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum dikirimkan dari Jakarta ke Pangkalan Kerinci.
Berdasarkan data dari MAB, penggunaan satu bus listrik dapat mengurangi emisi hingga 78,986 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2) per tahun ketimbang pemakaian bus berbahan bakar fosil. Dengan penggunaan bus listrik RAPP bisa memangkas 25,1 kg karbon monoksida (CO) dan menghilangkan keluaran limbah bahan berbahaya dan beracun (83) berupa oli bekas.
Penggunaan bus listrik juga terbukti dapat menghemat biaya pengisian bahan bakar minyak (BBM), Dalam perhitungan RAPP, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilowatt-jam (kWh).
Dengan perbandingan harga BBM per liter sekitar Rp 10.000-13.000 dan harga listrik Rp 1.400 per kWh, penggunaan bus listrik sedikitnya sepertujuh lebih murah jika dibandingkan kendaraan berbasis BBM.
Koordinator Tranportasi RAPP, Hasudungan Sihite, mengatakan menjelang 2030, diperkirakan akan ada 18 bus elektrik pada pertengahan 2023. Sehingga pada 2025 mendatang, katanya, RAPP akan memiliki 42 bus elektrik.
"Ini sesuai inisiatif capaian 10 tahun ke depan. Ini salah satu pilar iklim positif April Group. Selain bus elektrik, kami juga tengah membangun panel elektrik," terangnya, Selasa, 28 Februari 2023.
Ia menjelaskan, enam bus yang ada saat ini dikhususkan untuk transportasi karyawan RAPP.
"Kapasitas baterai 9 pack. Jarak tempuh 250 km. 20 persen ke 100 persen cuma 1 jam 40 menit. Sementara Daya 660 V," terang Hasudungan.
"Bus ini diproduksi di Kudus, baterainya dari Cina. Distributornya Mobil Anak Bangsa, kalau seri Karya Anak Bangsa," lanjutnya.
Sementara HRGA Manajer RAPP, Vouke Clieft Kalangi, menjelaskan selain berdampak positif bagi lingkungan, bus elektrik juga punya biaya yang lebih rendah dengan selisih hingga 50-60 persen dari bus biasa.
"Rata-rata penggunaan terendah hingga mencapai 90 persen. Hematnya di biaya pengisian bahan bakar minyak. Pengurangan karbon monoksida hingga 25,1 persen," terangnya.
Sementara untuk charging station berada di perusahaan RAPP sendiri yang berjumlah dua stasiun.
"Bus ini harganya Rp 5 miliar untuk satu unit. Bandingannya satu per tiga dengan bus biasa. Selisih operasional bisa mencapai 92 persen per bulan," kata Vouke.
"Kapasitasnya ada 51 kursi dan yang berdiri 12 orang. Bus ini dikerjakan selama 4-6 bulan," lanjutnya.