Laporan Dwi Fatimah
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Semua perempuan pasti ingin memiliki kulit cerah dan sehat. Tidak sedikit pula perempuan yang menggunakan produk kecantikan seperti skincare atau bahkan perawatan di klinik kecantikan.
Banyak produk perawatan kecantikan yang beredar di pasaran. Tapi juga perlu diperhatikan, penting bagi perempuan untuk memilih kandungan dalam skincare yang dipilih.
Karena ada beberapa kandungan skincare yang memiliki dampak buruk untuk wajah. Jika salah memilih produk, bukannya mendapatkan wajah glowing, tapi kamu justru mendapatkan masalah-masalah baru pada wajah.
Tidak sedikit penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat kandungan-kandungan dalam skincare yang justru bisa menyebabkan masalah kesehatan. Kandungan ini akan berdampak serius jika digunakan secara terus-menerus.
Selain itu, kandungan berbahaya pada skincare juga bisa menimbulkan penyakit baru pada wajah ataupun anggota tubuh lainnya.
Berikut ini kandungan bahan kimia berbahaya dalam skincare yang harus diwaspadai:
1. Paraben
Paraben adalah pengawet yang ditemukan dalam segala produk mulai dari sabun hingga lotion hingga riasan. Jika ada air di dalamnya, mungkin ada paraben untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Contohnya meliputi: methylparaben, propylparaben, isopropylparaben, dan isobutylparaben.
Bahan kimia berbahaya ini dikenal sebagai pengganggu endokrin, artinya mereka meniru estrogen dalam tubuh dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, dan bahkan mungkin menyebabkan kanker payudara.
Penelitian terbaru menemukan konsentrasi paraben, khususnya methylparaben, pada tumor payudara manusia. Studi lain menemukan 99% dari semua tumor payudara kanker mengandung paraben.
2. Phthalates
Phthalates merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk melembutkan dan meningkatkan fleksibilitas plastik dalam kosmetik. Hal ini bertujuan untuk membantu produk lebih cepat menempel pada kulit. Kandungan ini sangat berbahaya bagi anak-anak dan bisa menyebabkan cacat lahir.
Selain itu, kandungan phthalates dalam skincare juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan endokrin. Phthalates biasanya paling sering terkandung dalam deodoran, lotion dan hair spray.
3. Phenoxyethanol
Phenoxyethanol adalah zat antiseptik yang sering ditemui pada berbagai macam kosmetik. Kandungan yang satu ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan parabens, yaitu sebagai bahan pengawet. Sehingga, jika kulit terpapar zat ini terlalu banyak, akan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Selain itu, kandungan phenoxyethanol juga bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit wajah.
4. Fragrance
Fragrance atau parfum pada skincare sebaiknya dihindari. Justru dalam pemakaian skincare, usahakan untuk memilih produk fragrance fee. Karena bahan ini juga memiliki efek negatif untuk tubuh. Fragrance bisa menyebabkan sakit kepala, alergi, asma, gangguan pernapasan hingga merusak sistem reproduksi. Parahnya lagi, kandungan ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker.
Fragrance mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi androgen, memengaruhi kesimbangan hormon pada perempuan, gangguan metabolisme serta resistensi insulin. Produk-produk yang mengandung fragrance biasanya produk moisturizer, hand cream dan beberapa produk perawatan rambut.
5. Sodium lauryl sulfate
Meski terdengar asing, sodium lauryl sulfate merupakan kandungan yang paling banyak dijumpai pada produk sehari-hari. Produk yang mengandung sodium lauryl sulfate seperti sampo, sabun mandi, obat kumur, alas bedak dan sabun muka. Dilansir dari Hello Glow, kandungan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, sariawan, gangguan keseimbangan minyak alami kulit hingga kerusakan mata. Kandungan ini pun dapat memicu timbulnya jerawat di sekitar mulut dan dagu.
Selain itu, kandungan sodium lauryl sulfate juga dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, kering, mengelupas dan menjadi sensitif. Produk yang mengandung sodium lauryl sulfate biasanya memiliki busa lebih banyak. Sehingga ada baiknya jika menghindari penggunaan produk yang mengandung bahan ini.
7. Formaldehida
Formaldehida digunakan sebagai pengawet kosmetik. Ini adalah karsinogen yang diketahui juga terkait dengan asma, nefrotoksisitas, dan toksisitas perkembangan. Ini dapat ditemukan dalam pengawet seperti quaternium-15, DMDM hydantoin, dan imidazolidinyl urea.
8. Oxybenzone (dan tabir surya kimiawi lainnya)
Tabir surya tersedia dalam dua bentuk yang berbeda: filter kimia dan mineral. Tabir surya yang paling umum di pasaran menggunakan filter kimiawi seperti oksibenzon. Oxybenzone dikenal sebagai pengganggu endokrin dan dapat mengubah fungsi tiroid. Ini juga terkait dengan alergi kulit. Tabir surya kimiawi harus dihindari dengan cara apapun, terutama dengan anak-anak!
Penting juga untuk menghindari “O” populer lainnya, termasuk octinoxate dan octocrylene, yang sekarang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oxybenzone juga dapat ditemukan di tabir surya, lotion SPF, lip balm, dan riasan.
9. Diethanolamine
Diethanolamine adalah agen berbusa. Ini adalah karsinogen dan racun pernapasan yang diketahui, itulah sebabnya UE membatasi penggunaannya dalam produk perawatan pribadi. Meskipun demikian, ini masih digunakan dalam mandi busa, sabun mandi, dan sampo di AS. Ini sering disingkat DEA pada label kosmetik.
10. Triclosan
Bahan kimia berbahaya lain adalah Triclosan. Triclosan adalah agen antibakteri yang pernah digunakan dalam sabun antibakteri. Pada tahun 2016, sabun dilarang digunakan di tempat perawatan kesehatan, tetapi masih diizinkan di kosmetik pribadi.
Triclosan tidak hanya berkontribusi pada bakteri resisten antibiotik, tetapi juga merupakan pengganggu endokrin dan terbukti berkontribusi pada peradangan usus dan mendorong pertumbuhan tumor pada penelitian tikus.