Kendala Tim Satgas Padamkan Titik Panas Karhutla Selama Musim Kemarau

Kebakaran-Hutan-dan-Lahan10.jpg
(DEFRI CANDRA /Riau Online)

Laporan Tika Ayu

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Tim satuan tugas (satgas)  pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) alami kendala pemadaman kebakaran,  lantaran terbatas sumber air. 

 

Sebelumnya, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  pekanbaru, pada Rabu,  30 Maret lalu,  puncak kemarau terjadi di bulan Juli.

 

 

"Puncak musim kemarau di Riau akan terjadi pada Juni dan Juli," Ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M. Edy Afrizal. 

 

Kepala Bidang (Kabid)  Kedaruratan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),  Jim Ghofur menjabarkan bahwa di lapangan sulit mendapatkan sumber air,  mengingat kini  musim kemarau. 

 

"Beberapa daerah masih sulit dijangkau lokasinya sebab berada di tengah hutan," ungkapnya pada Senin, 18 Juli 2022. 

 



Walaupun begitu tim satgas tetap berusaha untuk sampai di lokasi titik panas (hotspot) guna pemadaman.  

 

Jim menyampaikan untuk mengakali kondisi sulit air ini,  tim Satgas Karhutla melalukan berbagai inisiatif untuk membantu pemadaman.  

 

Untuk di Rohil,  sebagai kawasan dengan sebaran 10 titik hotspot  menurut data BMKG per 18 Juli,  dikatakannya dengan membuatkan bendungan.  

 

"Tujuannya dibuat bendungan pada kanal supaya airnya naik," terangnya.  

 

Sedangkan untuk wilayah Dumai,  Tim Satgas membuat semacam cekungan penampungan, dikatakan oleh Jim dengan sebutan Embung.  

 

"Embung dibuat oleh  tim melalui  alat berat,   dengan digali tujuannya mencari air,"

 

 

Sedangkan untuk wilayah perbukitan  menyisakan kesulitan sendiri. Dikatakan oleh Jim,  bahwa pemadaman menggunakan bantuan pompa punggung. Ia menyadari kemampuan pompa punggung tidak sebanding dengan kondisi titik api. 

 

"Kalau sudah sulit maka dipilih dengan pemadaman melalui udara (water bombing)," tutupnya