Laporan: Dwi Fatimah
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ada banyak sekali metode yang bisa dilakukan ibu saat ingin melahirkan. Mulai dari lahiran normal sampai menggunakan metode water birth atau melahirkan di dalam air.
Water birth adalah satu dari beberapa jenis persalinan. Selama proses melahirkan di dalam air atau water birth berlangsung, Anda akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat.
Penggunaan air selama melahirkan ini bertujuan untuk mempermudah prosesnya sekaligus meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin Anda alami. Berbeda dengan persalinan yang berlangsung di rumah sakit, proses melahirkan di dalam air atau water birth biasanya dilakukan secara alami.
Artinya, Anda tidak akan diberikan obat-obatan, bius (anestesi), maupunoperasi ceasar. Daya apung dari airlah yang akan memberikan Anda bantuan selama proses melahirkan di dalam air berlangsung.
Meski begitu, bukan berarti melahirkan di dalam air ini bebas dari rasa sakit. Faktanya, rasa sakit saat melahirkan water birthakan tetap ada, hanya saja, proses melahirkan di dalam air atau water birth biasanya menawarkan lingkungan dan pengalaman baru yang lebih santai serta nyaman.
Penelitian baru menemukan water birth atau melahirkan di dalam air memberikan banyak manfaat kesehatan pada ibu dan bayi yang baru lahir. Berdasarkan tinjauan studi sebelumnya, water birth bisa membantu mengurangi penggunaan epidural dan opioid yang disuntikkan secara signifikan.
Water birth juga mengurangi rasa sakit dan pendarahan hebat pada ibu setelah proses melahirkan.
Water birth juga ditemukan menghasilkan lebih sedikit intervensi medis dan komplikasi selama dan setelah kelahiran dibandingkan dengan perawatan standar. Bahkan, metode ini memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Proses melahirkan di air melibatkan penggunaan kolam bersalin untuk mencapai relaksasi dan penghilang rasa sakit.
Sang ibu keluar dari kolam untuk melahirkan, sehingga bayi yang baru lahir dapat muncul ke atas atau tetap berada di permukaan kolam bersalin untuk bernapas.
Para peneliti pun membandingkan sejauh mana intervensi perawatan kesehatan diperlukan selama dan setelah persalinan dengan water birth dan persalinan standar.
Mereka menganalisis 36 penelitian sebelumnya, yang diterbitkan antara tahun 2000 dan 2021, yang melibatkan lebih dari 150.000 wanita. Sebagian besar penelitian dilakukan di unit kebidanan.
Studi tersebut mencakup berbagai intervensi dan hasil seperti persalinan yang diinduksi, pemecah air buatan, penggunaan epidural, perawatan intensif, dan menyusui.
Menurut penulis utama studi tersebut, Dr Ethel Burns, dari Oxford Brookes University, analisis data yang dikumpulkan dari hasil studi menunjukkan bahwa water birth memiliki manfaat yang jelas bagi wanita.
"Melahirkan di air sama amannya dengan prosedur persalinan standar untuk ibu dan bayi yang baru lahir," kata Dr Ethel dikutip dari Metro UK.
Namun, water birth secara signifikan mengurangi penggunaan epidural, opioid yang disuntikkan, episiotomi, serta rasa sakit dan pendarahan hebat setelah melahirkan.
Sementara itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara melahirkan di dalam air dan melahirkan secara operasi caesar.