RIAU ONLINE, PEKANBARU-Hari lebaran Idul Fitri adalah momen yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim.
Bagaimana tidak, dalam peringatan hari Idul Fitri tersebut ada satu makanan yang paling khas dan identik saat lebaran Idul Fitri. Ketupat.
Ketupat merupakan salah satu hidangan khas yang seolah menjadi menu wajib saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tiba.
Ternyata hal ini bukan hanya sekedar kebiasan yang tidak memiliki makna, melainkan mengandung filosofi yang luhur.
Dilansir RiauOnline.co.id, dari kanal YouTube YSP Official yang mengunggah mengenai filosofi ketupat, Minggu, 1 Mei 2022 dijelaskan bahwa sebenarnya, budaya untuk membuat ketupat atau kupat dan disantap saat Hari Raya Idul Fitri itu diperkenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga membudayakan dua kali ibadah, yakni bakda lebaran dan bakda ketupat yang dimulai seminggu setelah lebaran. Bagi orang jawa, kupat memiliki folosifi khusus yang bermakna ngaku lepat dan laku papat.
Ngaku lepat adalah mengakui kesalahan, sementara laku papat adalah empat tindakan. Dengan mengakui kesalahan, orang jawa akan melakukan sungkeman, yakni prosesi saling memaafkan yang dilakukan orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Semenata laku papat atau empat tindakan yang tercermin dari sisinya, yaitu:
1. Lebaran Berasal dari kata dasar ‘lebar’ yang artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain
2. Luberan Berasal dari kata dasar ‘luber yang artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan
3. Leburan Berasal dari kata dasar ‘lebur’, bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun
4. Laburan Merupakan kata lain dari ‘kapur’ yang punya makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.
Lantas kenapa kupat atau ketupat dibungkus menggunakan daun kelapa muda atau janur? Karena janur diambil dari Bahasa Arab yang memiliki arti setelah datang cahaya. Dan kupat seperti hati manusia, apabila dibela pasti isinya bersih bebas dari iri dan dengki.
Sebagai budaya yang diwariskan oleh leluhur, seharusnya umat islam memuliakan budaya tersebut. Dan inilah cikal bakal munculnya kalimat mohon maaf lahir dan batin saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Seperti diketahui, kupat merupakan hidangan yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam selongsong daun kelapa muda atau janur, lalu dimasak hingga matang. Kini, bentuk kupat tidak hanya seperti kubus atau kotak, melainkan beraneka macam.
Demikianlah ulasan mengenai kenapa Hari Raya Idul Fitri atau lebaran identik dengan sajian ketupat atau kupat. Ternyata hal itu tidak lepas dari makna atau filosofi yang terkandung di dalamnya.