RIAU ONLINE, PEKANBARU - Komisi II DPRD Riau, melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau. Dalam RDP tersebut, DPRD Riau menanyakan progres penyaluran hibah sapi untuk 2022 ini, mengingat hibah sapi gagal dilaksanakan dua tahun ke belakang.
Ketua Komisi II DPRD Riau, Robin P Hutagalung, mengatakan saat ini beberapa sapi masih tertahan di balai karantina di Pangkalan, Madura.
"Rencananya itu akan dibawa ke Riau, tapi karena adanya penyakit LSD di Riau jadi terkendala. Makanya kami minta penjelasan dinas terkait bagaimana menangani hal ini," terang Robin, Rabu, 6 April 2022.
Robin menjabarkan sesuai aturan memang sapi yang ada di Riau tak diperbolehkan dikirim ke luar Riau. Tapi, lanjutnya, persoalan saat ini bagaimana menangani sapi yang ada di luar Riau untuk dikirimkan di Riau.
"Kami menuntut penjelasan dinas terkait langkah apa saja yang dilakukan agar sapi tetap sehat begitu sudah sampai di Riau," terangnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Riau, Herman, menjelaskan sesuai kontrak dengan rekanan, sapi akan menjadi tanggung jawab rekanan selama tujuh hari setelah sampai Riau.
"Misalnya mau dibawa ke Rohil, itu di rekanan kita amati selama tujuh hari dan ada dokter hewan yang meriksa. Kalau tak ada masalah, di hari ke delapan kita buat berita acara penerimaan sapi," terangnya.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya sudah turun Madura selama empat hari untuk memeriksa kondisi sapi bersama dokter hewan.
"Supaya bisa dipastikan sapi itu benar-benar sehat. Kemudian kami juga akan melakukan vaksinasi LSD untuk sapi-sapi ini," ujarnya.
Ia menyampaikan untuk tahap awal vaksinasi hingga hari ini sudah 7.284 ekor sapi yang divaksinasi dari 7.675 dosis vaksin yang tersedia.
"Itu di delapan kabupaten yang ada wabah LSD. Kalau ini sudah selesai, empat kabupaten yang tak ada wabah juga akan kita vaksin juga karena tujuannya melindungi," pungkasnya.