RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Riau pada Maret 2022 tercatat sebagai provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi di Pulau Sumatera.
Kepala Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin mengatakan sebesar 159,11 atau naik 3,56 persen dibanding NTP Februari 2022 yakni sebesar 153,64.
"Pada Maret 2022, 8 Provinsi di Pulau Sumatera mengalami Kenaikan NTP. Riau tercatat sebagai provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi yaitu naik sebesar 3,56 persen. Sedangkan Provinsi Kepri menjadi satu-satunya provinsi di pulau Sumatera yang mengalami penurunan NTP yaitu sebesar 0,11 persen sdan Provinsi Aceh relatif stabil," ujar Misfaruddin, Sabtu 2 April 2022.
Dikatakan Misfaruddin, kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 4,08 persen relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 0,50 persen.
"Terjadi kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga pertanian di Provinsi Riau sebesar 0,50 persen. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan hampir pada semua kelompok terutama pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau," imbuhnya.
Tambah Misfaruddin, kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan Maret 2022 juga terjadi pada 2 (dua) subsektor penyusun
NTP yakni subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 4,04 persen dan diikuti subsektor Perikanan sebesar 0,02 persen.
"Pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelapa sawit dan kelapa. Sedangkan pada subsektor Perikanan indeks harga yang dibayar disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah khususnya cabai merah, minyak goreng, bawang merah," jelasnya.
Sebagai informasi Nilai Tukar Petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan daya beli petani.