Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Fariza mengunjungi rumah korban meninggal akibat keributan dalam rumah tangga.
(muthi/RIAUONLINE)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Fariza mengunjungi rumah korban meninggal akibat keributan dalam rumah tangga.
Dalam peristiwa itu, sang istri meninggal dunia akibat benda tajam dilakukan oleh suami. Sedangkan sang suami ditemukan meninggal bunuh diri sehari usai kejadian.
Kunjungan Fariza dan rombongan ini dalam rangka pendampingan kepada keluarga korban, dimana anak korban melihat langsung sang ayah menebas leher ibunya.
“Kita akan melakukan pendampingan terhadap orang tua dan anak-anak korban agar cepat pulih. Karena langsung pelakunya masih keluarganya sendiri,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Rabu, 16 Maret 2022.
Fariza mengatakan, pihaknya dan Dinas DP3AP2KB Kabupaten Siak bekerja sama untuk melakukan pendampingan, sekaligus juga akan membawa psikolong untuk memeriksa orang tua dan anak korban.
“Besok psikolog yang punya kewenangan. Yang tau secara detailnya, traumanya dimana. Kalau kita semuanya peduli. Itu tugas kita. Akan didampingi terus,” ujarnya.
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, menumpangi dua mobil, Fariza dan rombongannya menyambangi rumah korban di Desa Maredan KM 19, Simpang Haji, Tualang, Kabupaten Siak.
Fariza dan rombongan disambut oleh ibu korban dan dua anak korban. Fariza dan rombongan juga tidak lupa membawa buah tangan berupa makanan. Hal ini tentu saja membuat anak bungsu korban yang juga merupakan saksi mata senang.
Diberitakan sebelumnya, Hari Jumat menjadi hari kelabu bagi NH (30). Ia harus meregang nyawa di tangan suaminya sendiri, CD (38). Mirisnya, L anaknya baru saja bulan lalu merayakan ulang tahun ke-5.
Pembunuhan suami terhadap istri sendiri tersebut diduga cemburu buta pelaku terhadap korban saat melayani pelanggan. Korban membuka usaha jasa cuci dan setrika pakaian (Laundry), kedai nasi dan jualan pulsa.
Ibu korban, Marta Leni (55), menuturkan rumah tangga anaknya memang kerap bertengkar sejak usaha ini dimulai.
Pasalnya, NH dianggap berselingkuh oleh CD karena sering melayani pelanggan pria.
"Waktu kejadian saya tidak di sana (rumah), saya sedang di kedai berjualan nasi. Tiba-tiba anak saya lari dari rumah ke kedai sekitar 100 meter dengan kondisi eggrek (alat potong sawit) masih leher. Ia berusaha lari bersama cucu saya L," cerita Marta Leni.