(Pixabay)
Senin, 3 Januari 2022 09:25 WIB
Editor: Joseph Ginting
(Pixabay)
Laporan Linda Mandasari
RIAUONLINE, PEKANBARU-Manusia purba diperkirakan telah ada di bumi sejak 4000000 tahun lalu. Manusia purba hidup pada masa prakarsa, yaitu masa ketika manusia belum mengenal tulisan atau belum ditemukan sumber tertulis.
Kehidupan manusia purba dapat diketahui dari berbagai peninggalannya. Penemuan fragmen fosil dan benda kebudayaan peninggalan manusia purba memiliki arti penting untuk menyingkap kehidupan manusia pada masa praaksara di Indonesia.
Lokasi penemuan manusia purba
Wilayah kepulauan Indonesia diperkirakan menjadi tempat hunian manusia purba. Beberapa daerah di Indonesia menjadi tempat hunian manusia purba antara lain Sangiran, Trinil, Wajak dan Flores. Penemuan fosil manusia purba di tempat-tempat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Sangiran
Situs Sangiran merupakan salah satu situs manusia purba yang terdapat di Indonesia. Situs Sangiran mampu menyumbangkan pengetahuan penting mengenai bukti-bukti evolusi manusia, fauna, kebudayaan dan lingkungan yang terjadi sejak 200 juta tahun lalu.
Secara geografis, Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu kira-kira 15 km dari lembah sungai Bengawan solo.karakteristik wilayah Sangiran berbentuk menyerupai kubah raksasa dengan cekungan besar di pusat kubah akibat erosi di bagian puncaknya.
Baca Juga
Kubah raksasa tersebut diwarnai dengan perbukitan bergelombang yang menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil fosil manusia purba dan binatang termasuk artefak.
Oleh karena itu Sangiran menjadi salah satu pusat kajian tentang keberadaan manusia sejak 150 ribu tahun lalu.
Trinil
Indonesia, 4 Lokasi penemuan manusia purba selanjutnya adalah Trinil yang terletak di tepi sungai Bengawan solo. Trinil menjadi hunian kehidupan purba tepatnya pada masa pleistosen tengah atau kira-kira 100 juta tahun lalu.
Pengertian manusia purba Trinil dilakukan pertama kali oleh Eugene Dubois yang diawali dengan panggilan pada endapan aluvial Sungai Bengawan Solo. Dari penggalian tersebut ditemukan tulang rahang kemudian menemukan gigi geraham, bagian atas tengkorak dan tulang paha kiri.
Selanjutnya Eugene dubois melakukan rekonstruksi terhadap hasil temuannya tersebut. Iya memberi nama hasil temuannya itu Pithecanthropus Erectus atau saat ini lebih dikenal dengan nama Homo Erectus.
Wajak
Situs purbakala wajah terletak di kabupaten Tulungagung Jawa timur. Situs ini memiliki topografi berupa perbukitan kapur. Nama wajah mulai mengemuka pada 1889 saat B.S. Von Rietschoten menemukan sebuah fosil tengkorak di daerah ini.
Fosil tersebut kemudian diserahkan kepada C.P Sluiter, kurator dari koninklijke natuurkundige vereenging (perkumpulan ahli ilmu alam) di Batavia pada saat itu. Sweater kemudian menyerahkan fosil tengkorak wajak kepada Eugene Dubois. Bagi Eugene Dubois, fosil temuan Rietschoten membuka harapan baru untuk menemukan missing link asal-usul manusia.
Hal ini sesuai dengan teori ahli geologi verbeek yang sepakat bahwa pegunungan batu gampir tersier di pulau Jawa sangat menjanjikan bagi reset Eugene Dubois. Ia menyusuri kembali tempat Rietschoten menemukan fosil tengkorak manusia yaitu cekungan bebatuan sekitar wajak.
Flores
Penelitian kehidupan purba di Flores baru dimulai pada 2003. Penelitian tersebut dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari Indonesia dan Australia. Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari pusat penelitian arkeologi nasional dan Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England.
Pada penggalian di Gua Liang Bua, flores, para ilmuwan tersebut menemukan fosil manusia purba yang kemudian diberi nama Homo Floresiensis.
Sekian informasi mengenai Indonesia, 4 Lokasi penemuan manusia purba. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.