Kearifan Lokal Riau Dalam Pemanfaatan Rotan Dahanan

rotan4.jpg
(Via Thegorbalsla)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Kearifan lokal masyarakat Melayu dalam menjaga keharmonisan lingkungan memiliki filosofi yang sangat dalam. Hal ini dapat terlihat pada petuah, tunjuk ajar,syair dan mitos yang terdapat dalam sistem kebudayaan Melayu.

Dalam sistem budaya melayu sangat sarat dengan nilai nilai kearifan dalam menjaga keharmonisan lingkungan, Ini dapat terlihat dalam cara mereka dalam pemanfaatan rotan dahanan. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, Kearifan Lokal Riau dalam pemanfaatan Rotan Dahanan, simak ulasannya berikut ini.

Rotan Dahanan

Tanah kebun dan ladang pada tanah adat merupakan tanah produksi yakni tanah untuk menghasilkan berbagai jenis bahan makanan yang dapat dijual. Masyarakat Melayu telah lama mengenal berkebun kelapa, lada, gambir, getah, cengkeh, tembakau dan rotan. Rotan dahanan merupakan rotan yang mempunyai harga jual yang tinggi.

Rotan ini menghasilkan getah berwarna merah hati yang menempel pada kulit buah rotan yang masih muda. Getah dahanang digunakan untuk bahan pewarna, bahan baku obat-obatan, campuran bahan kosmetik, dan bahan pewarna porselen.

 

Masyarakat Melayu mengambil buah rotan dahanan dengan cara memanjat pohon-pohon yang tumbuh di samping rotan dahanang atau dengan cara menarik rotan tersebut kemudian memetik buah-buah muda rotan dahanang. Dalam mengambil buah dahanang mereka hanya menggunakan parang dan ambung sebagai wadah buah dahanang.

Buah-buah dahanang yang berwarna merahlah yang mereka ambil karena banyak mengandung getah. Pada masyarakat Dayak, getah dahanang ini digunakan untuk membuat tato, pewarna alat-alat perang dan pewarna baju.



Nilai Jual Rotan Dahanang

Indonesia, Kearifan Lokal Riau dalam pemanfaatan Rotan Dahanan selanjutnya adalah nilai jual rotan dahanang. Masyarakat Melayu juga mengumpulkan rotan tebu dan rortan dahanang untuk dijual. Berdasarkan informasi dari beberapa dari beberapa masyarakat, batang rotan tebu dihargai Rp. 15.000 dan  untuk rotan manau Rp. 50.000/ batang.

Rotan manau dan rotan tebu yang di jual berukuran panjang antara 3-4 meter. Masyarakat Melayu mengambil rotan manau dan rotan tebu dengan cara memotong rotan tersebut dari pangkalnya kemudian menariknya.

Sambil menarik mereka menyiangi duri-duri yang melekat pada ruas-ruas rotan tersebut. Pengambilan rotan ini tidak dilakukan dengan cara mengambil rotan yang mereka jumpai saja. Melainkan mereka mengambil rotan yang telah pantas atau sesuai dengan ukuran yang ditetapkan untuk diambil.

Rotan yang boleh diambil adalah rotan yang berukuran lima belas potong atau sampai dengan 2,5 meter. Aturan pengambilan rotan tersebut masih ditaati hanya ditaati sebagian orang adat Masyarakat Melayu.

Saat ini Banyak juga aturan ini tidak ditaati orang Orang Melayu. Seperti halnya mereka mengambil rotan yang hanya mencapai 8 sampai 10 potong. Kebutuhan Ekonomilah yang menyebabkan beberapa Orang Melayu tidak mempertahankan kearifan lokal yang mereka pertahankan selama ini. Sedangkan untuk rotan lidi diambil dengan cara menarik dengan dililitkan pada dua buah kayu yang berukuran kecil.

Tujuannya agar duri-duri rotan lidi tersebut dapat terlepas pada saat ditarik.hal ini dilakukan mengingat rotan lidi berukuran kecil dan juga untuk meminimalisir tenaga yang keluar.

Cara ini merupakan cara yang paling efektif utnuk mengmbil jenis rotan lidi. Rotan lidi selain untuk dijual dipasar juga digunakan untuk membuat peralatan yang dibutuhkan dan digunakan sehari-hari.

Selain itu, masyarakat Melayu juga memanfaatkan getah pohon dammar digunakan sebagai alat penerangan dimalam hari. Pada masa lalu Damar merupakan alat penerangan yang turun temurun dipakai dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pada saat ini pengunaan damar sudah tidak ada lagi .

Sekian informasi mengenai Indonesia, Kearifan Lokal Riau dalam pemanfaatan Rotan Dahanan. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.