Pedagang Kewalahan Harga LPG Nonsubsidi Naik

gas-naikk.jpg
(Haslinda/ RIAUONLINE)

Laporan: Haslinda

RIAUONLINE, PEKANBARU - Keputusan pemerintah menaikkan harga LPG nonsubsidi berkisar Rp 1.600-2.600 per kilogram terhitung Sabtu (25/12/2021), dikeluhkan sejumlah warga, khususnya pedagang.

Para pedagang eceran LPG non subsidi di Panam mengaku kewalahan akibat kenaikan tersebut.

"Kita bingung mau jual berapa. Kalau yang pink sama biru ukuran 12 Kg ini yang mahal kali. Modalnya aja Rp. 175.000," ujar Iza saat ditemui RIAUONLINE.CO.ID, Selasa 28 November 2021.

Dijelaskan Iza, saat ini kedainya pun belum menambah stok LPG non subsidi berwarna pink dan biru. Sebab, ia khawatir daya beli masyarakat menurun.



"Gak nambah stok, biar orang tau dulu kalau lagi naik. Kalau orang sudah tau baru kita kasih harga. Sekarang banyak masyarakat lari ke yang hijau," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan pedagang eceran LPG non subsidi lainnya, Sari. Menurutnya kenaikan ini membebani masyarakat, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih.

"Udah 2 hari yang lalu lah naik. Heran, kondisi seperti ini kebutuhan pokok serba naik. Kami para pedagang merasa terbebani," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mejelaskan kenaikan harga LPG non subsidi ini disebabkan harga LPG dunia yang terus naik.

Tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG terus meningkat sepanjang tahun 2021, di mana pada November 2021 mencapai USD 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021.

"Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," jelasnya.