Laporan Linda Mandasari
RIAUONLINE, PEKANBARU-Bermula cerita perjalanan PT Chevron pacific Indonesia di Riau merupakan bukti keyakinan dan kegigihan. Para geolog standard oil of California mulai menjejakkan kakinya di hindia-belanda pada 1924.
Untuk bisa beroperasi di Hindia Belanda pada 1090 mereka mendirikan perusahaan bernama NPPM Netherlandsche pacific petroleum Maatschappij.
Namun perusahaan pesaing mereka memelesetkan NPPM dengan minyak tanpa produksi, karena belum mampu memproduksi minyak setelah lebih dari 10 tahun melakukan eksplorasi.
Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, Sejarah minyak Indonesia di Riau, simak ulasannya berikut ini.
Kandungan Minyak di Riau
Pada 1930, para geolog Belanda membuat laporan yang memprediksi bahwa tak ada minyak di Riau. Para geolog Belanda itu menyatakan, kawasan ini banyak mengandung lapisan endapan batuan granit, artinya tidak mungkin mengandung hidrokarbon.
Namun hal ini tak membuat para geolog Socal yang dipimpin E.M. Butterworth patah arang. Ketika itu, Belanda menerbitkan kebijakan policy of prudence. Kebijakan ini bertujuan melindungi kepentingan perusahaan Belanda, terutama Royal Dutch Shell, sekaligus untuk menghambat masuknya perusahaan asing ke Hindia Belanda, termasuk socal.
Namun permohonan socal untuk mendapatkan hak eksplorasi tak kunjung dijawab pemerintah Hindia Belanda. Kemudian area ini diberikan karena Belanda yakin tidak ada kandungan minyak di Riau. Daerah konsesi ini awalnya dikenal sebagai blok kanguru karena bentuknya seperti hewan khas Australia.
California Texas Oil Company (Caltex)
Socal dan Texaco, kemudian membentuk perusahaan patungan California Texas Oil Company atau Caltex untuk menggarap proyek eksplorasi di Riau. Richard hopper, salah satu geologi socal menceritakan betapa mengerikannya pedalaman Sumatera.
Beberapa pekerja diterkam buaya, digigit ular dan nyamuk pembawa malaria atau tertimpa pohon. Tak jarang mereka menemukan jejak harimau di sekitar perkemahan. Kegigihan hopper dan tim membuahkan hasil di Sebanga, hulu Sungai Sebangau di Bengkalis.
Pesan gas Sebanga merupakan pertanda adanya kandungan minyak di daerah tersebut. Inilah penemuan migas pertama di Riau. 7 bulan kemudian, mereka menemukan potensi minyak di lapangan duri, Bengkalis.
Indonesia, Sejarah minyak Indonesia di Riau
Pada akhir 1941, Tim membangun anjungan untuk pengeboran di lokasi yang disebut Minas, Siak. Setelah menemukan jejak minyak. Peralatan senilai US$ 1 juta sudah terpasang. Namun Jepang datang ketika pengeboran belum selesai.
Peta awal yang dibuat Vans pada 1930 merupakan salah satu kekeliruan terbesar di dunia industri minyak. Richard Hopper mengatakan bahwa jika peta itu tidak pernah diterbitkan mereka takkan pernah berada di Indonesia.
Minas dan duri menjadi lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di Asia tenggara. Dua jenis minyak mentah ditemukan di sana. Minus menghasilkan minyak ringan dengan kualitas baik rendah sulfur, kemudian dikenal sebagai minas with light crude.
Dari duri saffron menghasilkan minyak berat mengandung tar dan beraroma belerang. Hampir 12 miliar barel minyak mentah ringan dan berat di tambang lebih dari 100 lapangan minyak di blok Rokan.
Sekian informasi mengenai Indonesia, Sejarah minyak Indonesia di Riau. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.