(istimewa)
Kamis, 2 Desember 2021 14:03 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
Laporan Linda Mandasari
RIAUONLINE, PEKANBARU-Sosial media hadir sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan orang berbagi informasi satu dengan yang lain tanpa batasan jarak dan waktu.
Namun dampak negatif yang ada dari sosial media ini adalah banyaknya kejahatan dan tindak kriminal seperti penculikan, pemerkosaan sampai dengan pembunuhan yang muncul karena perilaku menyimpang penggunanya, yang ada dalam hal ini adalah siswa sekolah.
Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Media sosial, Tingkat kepercayaan sosialisasi siswa yang dipengaruhi oleh sosial media. Simak ulasannya berikut ini.
Sosial media pada umumnya memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa yaitu seperti :
Pertama, memperluas interaksi berdasarkan kesamaan nilai yang dimiliki masing-masing individu. Misalnya interaksi dalam hal kesukaan atau hobby, kesamaan karakteristik tertentu atau pernah berinteraksi dalam kurun waktu tertentu dan dalam tempat tertentu, sehingga melahirkan nostalgia yang dapat dirasakan bersama.
Kedua, menambah wawasan dan pengetahuan dengan sarana informasi, sharing dan komen. Misalnya pencurahan ide yang dapat diedit secara bersama melalui fasilitas komen dan atau jawaban.
Ketiga, pencitraan atau memasarkan diri secara artian positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan prestige dan kemauan untuk update teknologi informasi. Misalnya pada perkembangan seseorang yang ingin menemukan pasangan hidup atau unjuk kemampuan dalam hal teknologi informasi. Hal ini berlaku juga sebagai media kampanye politik kepada publik.
Keempat, media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya bahkan juga pendidikan. Misalnya pengiriman draft harga barang, kesepakatan koalisi partai untuk publik, eksplorasi dan orientasi adat daerah tertentu dan juga sebagai learning untuk formal baju universitas dan non formal seperti pengajian, motivator dan kewirausahaan.
Kelima, dalam sarana ini juga sebagai media intelijen. Pengungkapan berbagai kasus kejahatan atau hukum, media pertolongan seperti mencari anak hilang dan sarana citizen journalism.
Keenam, sebagai media kreatif atau cuci mata setelah ditempa oleh berbagai aktivitas atau beratnya beban pikiran. Misalnya melihat film lucu, penemuan baru, permainan dan lain sebagainya.
Media sosial, Tingkat kepercayaan sosialisasi siswa yang dipengaruhi oleh sosial media
Teori yang disebut dengan teori konsep diri berjalan seperti saat kita memandang cermin, kita melihat apa yang cermin pantulkan. Dengan itu ada tiga prinsip perkembangan yang dihubungkan dengan cermin diri.
- Seorang siswa membayangkan bagaimana dirinya di mata orang lain atau di sekitarnya.
- Seorang siswa merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan paling pintar karena ia memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
- Seorang siswa membayangkan bagaimana orang lain menilai dirinya atau orang lain menginterpretasi reaksi orang lain
- Pandangan dari orang lain di dirinya bahwa seseorang itu adalah anak yang hebat, maka ia akan merasa orang lain selalu memuji nya selalu percaya pada tindakannya.
Perasaan-perasaan tersebut dapat muncul dari kelakuan orang terhadap dirinya, misalnya gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkan kepada orang lain.
Perasaan hebat itu akan muncul tetapi perasaan hebat ini bisa jadi menurun jika seorang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari diri dia. Dengan begitu penggunaan sosial media pun memiliki dampak baik dan juga dampak buruk tergantung orang dapat memahaminya.
Sekian informasi mengenai Media sosial, Tingkat kepercayaan sosialisasi siswa yang dipengaruhi oleh sosial media. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat.