Manfaatkan Sampah Organik di Rumah, Begini Cara Membuat Eco-enzyme

eco-enzyme.jpg
(dwi fatimah/ riauonline)

Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Sampah menjadi salah satu permasalahan yang kerap membuat pusing. Setiap hari pasti kita memproduksi sampah organik ataupun an organik.

Sampah organik sehari-hari kita produksi di rumah sebagai hasil limbah dapur. Mungkin kita sudah sering mendengar sampah organik sebagai sampah yang mudah terurai biasa dijadikan pupuk tanaman.

Biasanya diperlukan waktu hanya sekitar seminggu hingga sampah dapur bisa digunakan sebagai pupuk. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik pun ada dalam bentuk pupuk padat dan pupuk cair.

Tidak hanya menjadi pupuk, ternyata sampah organik juga bisa diolah menjadi eco-enzyme. Eco-enzyme masih belum terlalu familiar di kalangan masyarakat umum. Jadi wajar jika kita masih terasa asing dengan istilah ini. Padahal, eco-enzyme sendiri memiliki manfaat yang luar biasa untuk keperluan bersih-bersih di rumah.

Eco-enzyme adalah cairan hasil fermentasi antara limbah dapur dengan air dan gula. Proses fermentasi ini memanfaatkan enzim dari sampah dapur agar dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Biasanya, sampah dapur yang digunakan untuk eco-enzyme adalah kulit buah yang memiliki aroma segar, seperti kulit jeruk, jeruk nipis, lemon, serai, pandan, atau jahe. Setelah difermentasi selama beberapa minggu, air eco-enzyme akan berwarna kecoklatan dan memiliki aroma yang cukup kuat.

Hasil fermentasi eco-enzyme ini bisa digunakan untuk pembersih serbaguna, pembasmi hama, memberikan nutrisi pada tanah, hingga melestarikan lingkungan sekitar.

Membuat eco-enzyme sangat mudah dan bisa dilakukan di rumah. Bahan yang diperlukan untuk membuat eco-enzyme adalah kulit buah atau sayur, gula, air, dan wadah tertutup.

Perbandingan untuk membuat eco-enzyme dari kulit buah, air, dan gula adalah 10:1:3. Namun apabila ingin menggunakan sayur maka perbandingan antara buah dan sayur adalah 80:20. Penggunaan sayur yang terlalu banyak akan membuat aroma eco-enzyme menjadi kurang segar.



Hal pertama sebelum membuat eco-enzyme adalah menyiapkan bahannya terlebih dahulu

 

Wadah pelastik bekas yang bisa ditutup rapat
7 liter air
7 ons gula merah tebu
2.1 Kg bahan organik (sisa kulit buah atau sisa sayur)


Cara membuat eco-enzyme

Siapkan wadah plastik bekas yang bisa ditutup rapat. Jangan gunakan wadah berbahan logam karena kurang elastis.

Bersihkan sisa kulit buah atau sisa sayur

Larutkan gula merah tebu kemudian masukan 7 liter air dan larutan gula merah tebu.

Masukkan sisa kulit buah atau sisa sayur ke dalam wadah.

Sisakan tempat untuk proses fermentasi. Jangan isi wadah hingga penuh.

Aduk atau Jungkir balikkan botol atau wadah plastikmu sampai larutan air dan gula bercampur. Jangan dikocok.

Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi. Aduk atau jungkir balikkan wadah/botol plastik dilanjutkan dengan membuka tutup wadah/botol plastik setiap hari selama 1 bulan pertama.

Simpan di tempat dingin, kering dan berventilasi. Hindari sinar matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas.

Fermentasi berlangsung selama 3 bulan (untuk daerah tropis) dan 6 bulan (untuk daerah subtropis)
Setelah 3-6 bulan, silahkan panen Eco-enzyme mu!

Eco-enzyme memiliki segudang manfaat. Cairan ini merupakan cairan serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih rumah, deterjen, pertanian, hewan ternak dll.

Kita bisa menggunakan cairan Eco-enzyme sebagai cairan untuk membersihkan seluruh rumah, baju, bahkan sayur dan buah.

Siapkan larutan campuran Eco-Enzyme dan air setiap kali pakai atau dengan maksimal waktu penyimpanan 7 hari. Penyimpanan lebih dari 7 hari akan menyebabkan bakteri yang ada pada air tumbuh dan merusak larutan pembersih.