Penyebab dan Kerangka Stunting di Indonesia

Penyebab-dan-Kerangka-Stunting-di-Indonesia.jpg
(istimewa)

Penulis : Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU- Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita bayi dibawah 5 tahun. Akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stanting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Di Indonesia sekitar 37% hampir 9 juta anak balita mengalami stanting dan di seluruh dunia Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Stunting adalah, Penyebab dan Kerangka Stunting di Indonesia, simak ulasannya berikut ini.

1. Praktek pengasuhan yang kurang baik

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.

 

Beberapa faktor dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan air susu ibu atau ASI secara eksklusif dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima makanan pendamping air susu ibu atau MPASI. MPASI diberikan mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6 bulan.

Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem imunologis anak terhadap makanan maupun minuman.

2. Masih terbatasnya layanan kesehatan



Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank dunia menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di posyandu semakin menurun.

Anak belum mendapat akses yang memadai pelayanan imunisasi, fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru satu dari 3 anak usia 3 sampai 6 tahun belum terdaftar di layanan PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini).

3. Masih kurangnya akses rumah tangga atau keluarga ke makanan bergizi

Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Menurut beberapa sumber (RISKESDAS, SDKI, SUSENAS), komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New Delhi India.

Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura. Terbatasnya akses ke makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada satu dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.

4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa satu dari limbah rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta satu dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.

h0lBeberapa penyebab seperti yang dijelaskan, telah berkontribusi pada masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia dan oleh karenanya diperlukan rencana intervensi yang komprehensif untuk dapat mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.

5. Kerangka intervensi stunting di Indonesia

Gerakan global yang dikenal dengan Scaling Up Nutrition atau SUN diluncurkan dengan prinsip dasar bahwa semua penduduk berhak untuk memperoleh akses ke makanan yang cukup dan bergizi.

Pemerintah Indonesia bergabung dalam gerakan tersebut melalui perancangan 2 kerangka besar intervensi stunting. Kerangka intervensi stunting tersebut kemudian diterjemahkan menjadi berbagai macam program yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait.

Kerangka intervensi stunting yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Kerangka pertama adalah intervensi gizi spesifik. Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting.

 

 

Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. Intervensi ini juga bersifat jangka pendek di mana hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Kegiatan yang idealnya dilakukan untuk melaksanakan intervensi gizi spesifik dapat dibagi menjadi beberapa intervensi utama yang dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan.


Sekian informasi mengenai Stunting adalah, Penyebab dan Kerangka Stunting di Indonesia. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.

Sumber : TNP2K – Unit Komunikasi